News
Senin, 27 Maret 2023 - 18:59 WIB

Perang Sarung saat Ramadan Marak di Berbagai Daerah, Pelaku Bawa Senjata Tajam

Rudi Hartono  /  Peni Widarti  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan remaja ditangkap Tim Pandawa Polres Sukoharjo setelah kedapatan hendak melakukan perang sarung pada Sabtu (25/3/2023) malam. (Istimewa/Polres Sukoharjo)

Solopos.com, SOLOPerang sarung antarkelompok remaja sedang marak di sejumlah daerah saat Ramadan ini. Polisi menangkap para remaja yang terlibat aksi yang mengganggu keamanan itu.

Dikutip dari laman humas.polri.go.id, Senin (27/3/2023), Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. M. Iqbal Alqudusy menyampaikan perang sarung saat ini bukan lagi bentuk kenalakan remaja biasa. Menurut dia, aksi perang sarung yang terjadi belakangan ini menjurus ke tindak pidana.

Advertisement

Perang sarung antarkelompok yang biasanya memang dilaksanakan pada Ramadan itu dapat mengakibatkan jatuhnya korban. Sebab, sarung yang dipakai sudah dimodifikasi dengan dibendel dan diisi batu.

Iqbal juga menyebut pelaku perang sarung saat Ramadan seperti sekarang ini juga membawa senjata tajam (sajam) dan benda lain yang dapat mencederai orang lain. Aksi mereka pun kerap bikin kegaduhan sehingga meresahkan masyarakat.

Advertisement

Iqbal juga menyebut pelaku perang sarung saat Ramadan seperti sekarang ini juga membawa senjata tajam (sajam) dan benda lain yang dapat mencederai orang lain. Aksi mereka pun kerap bikin kegaduhan sehingga meresahkan masyarakat.

“Kami mengimbau masyarakat untuk waspada dan mengawasi pergaulan putra-putri. Arahkan para remaja untuk mengisi Ramadan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, bukan malah perang sarung,” kata Iqbal.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (27/3/2023), perang sarung antarkelompok remaja terjadi di Brenggong, Kecamatan Purworejo pada Jumat (24/3/2023). Aparat Polres Purworejo menangkap 13 remaja yang terlibat perang sarung dan menyita sejumlah kendaraan milik mereka.

Advertisement

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan dalam operasi cipta kondisi ini melibatkan personel gabungan dari TNI, Polri, hingga Garnisun.

“Operasi cipta kondisi dilakukan sejak Desember 2022 mulai Senin-Minggu. Namun, setiap Senin-Kamis operasi gabungan dilakukan dengan skala sedang,” katanya dikutip dalam rilis, Senin.

Dia melanjutkan pada Ramadan ini mulai muncul fenomena perang sarung yang dilakukan oleh para remaja. Untuk itu, pihaknya menggencar kembali operasi cipta kondisi secara besar-besaran.

Advertisement

“Dari hasil operasi, awal Ramadan yakni pada 23 Maret lalu telah diamankan [ditangkap] sebanyak lima remaja [terlibat perang sarung]. Pada 24 Maret sebanyak tujuh remaja yang kedapatan membawa sarung yang di dalamnya diikat dengan batu dan besi,” ulas Eddy.

Tak berhenti sampai di situ. Pada Sabtu (25/3/2023) sebanyak sembilan orang yang terdiri atas empat pelaku perang sarung dengan dalih mencari makan sahur dan lima orang melakukan balap liar.

“Ini dari hasil jangkauan yang kita lakukan di empat wilayah, yakni Surabaya bagian utara, selatan, barat, dan timur. Remaja yang diamankan rata-rata berusia 15-18 tahun,” ucap Eddy.

Advertisement

Dia memastikan tim gabungan akan terus menggencarkan operasi untuk mengantisipasi perang sarung yang marak pada Ramadan ini.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Marak Perang Sarung para Remaja, Ini Langkah Surabaya Menertibkan

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif