News
Rabu, 1 Agustus 2012 - 23:04 WIB

PERAMPOKAN: Korban Penembakan Perampok Biasa Pulang Sepekan Sekali ke Jakarta Tengok Keluarga

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jenazah Sido Suroso, 46, korban penembakan dalam aksi perampokan di belakang Kampus UNS Kentingan tengah dievakuasi petugas RS dr Oen, Kandangsapi, Solo, untuk diperiksa di laboratoirum forensik, Rabu (1/8/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Jenazah Sido Suroso, 46, korban penembakan dalam aksi perampokan di belakang Kampus UNS Kentingan tengah dievakuasi petugas RS dr Oen, Kandangsapi, Solo, untuk diperiksa di laboratoirum forensik, Rabu (1/8/2012). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Duka mendalam dirasakan keluarga korban perampokan, Sido Suroso, 46, warga Ponowaren, Tawangsari, Sukoharjo. Keluarga tak menyangka jika pria paruh baya ini mengembuskan nafas terakhir setelah dirawat di Rumah Sakit (RS) Dr Oen, Jebres, Solo, Rabu (1/8/2012) siang.
Advertisement

Sido ditembak kawanan perampok di depan toko komputer SS Comp, Jl Ki Hajar Dewantoro No 59, Kentingan, Jebres, tepatnya di area pertigaan belakang kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo atau pertigaan Mapakan. Korban tewas dengan sebuah peluru bersarang pada ketiak bagian kiri.

Peristiwa nahas itu mengundang perhatian kerabat korban yang berada di Ponowaren, Tawangsari, Sukoharjo. Kerabat korban berbondong-bondong datang ke RS Dr Oen Jebres, Solo, untuk turut berbela sungkawa atas kematian korban yang meninggal dengan cara tragis. Istri dan tiga anak korban tak terlihat karena mereka memang tinggal di perumahan Sukatani, Cimanggis, Depok.

Derai air mata pecah saat kerabat melihat jasad korban hendak dibawa masuk ke mobil ambulans di area IGD Dr Oen, Jebres, Solo, Rabu. “Saya tidak menyangka korban bakal meninggal dunia dengan cara seperti ini,” papar keponakan korban, Siti Nur Janah, saat ditemui Solopos.com di RS Dr Oen, Rabu siang.

Advertisement

Siti mengisahkan, korban diketahui merupakan pegawai Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang bertugas di Jakarta. Namun, sekitar dua tahun lalu korban ditugasi untuk mengerjakan proyek jalan tol Solo-Kertosono. Sido kebetulan ditunjuk sebagai bendahara dalam pengerjaan proyek tersebut. “Setiap hari, dia (korban) pulang ke Sukoharjo. Sepekan sekali pulang ke Jakarta untuk menengok keluarganya,” jelas Siti.

Kerabat yang di Sukoharjo, papar Siti, tak mempunyai firasat apapun atas kejadian. Beda halnya dengan keterangan dari teman kerja korban yang merasakan keanehan pada diri korban saat berada di kantor. “Tadi saat berada di kantor, bapak [korban] sempat gojek sembari menunjukkan baju yang dikenakannya,” papar teman korban yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, salah seorang dokter yang menangani korban, Andri Wibowo, menyatakan proyektil masih tertinggal di ketiak bagian kiri. Saat disinggung, apakah korban mengalami pendarahan akut, Andri belum berani berkomentar banyak. Dirinya hanya menangani visum. “Sementara untuk autopsi menunggu hasil dari pihak RSUD Moewardi. Yang menerangkan biar dari pihak kepolisian,” jelas Andri.

Advertisement

Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan atas peristiwa perampokan tersebut. “Masih dalam penyelidikan petugas. Beberapa saksi telah dimintai keterangan,” pungkas Asjima’in.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif