News
Selasa, 9 Agustus 2011 - 17:04 WIB

Perajin parut kelapa Mojosari minim alat produksi

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Sejumlah perajin parutan kelapa di dusun Mojosari RT01/07, Kedungpoh, terkendala oleh minimnya alat modern pendukung. Padahal alat tersebut dibutuhkan perajin untuk memproduksi dalam jumlah besar. Imbasnya, selama ini mereka hanya mampu memproduksi enam parutan kelapa setiap hari.

Wadiyo, 52, salah satu perajin setempat mengatakan, minimmnya modal menjadi kendala utama para perajin untuk membeli alat. Selama ini dia bergantung kepada jasa buruh harian untuk memotong lembaran kayu sebagai bahan dasar untuk dibuat parutan kelapa.

Advertisement

“Kami inginnya membeli mesin gergaji kayu [senso], supaya memudahkan kami untuk memotong kayu yang akan kami buat parutan kelapa,” ujar Wadiyo yang juga Kepala Dusun Mojosari kepada Harian Jogja, Selasa, (9/8). Ia mengaku harus mengeluarkan modal ekstra untuk membayar buruh gergaji kayu.

Lebih lanjut, kata Wadiyo, pengeluaran itu belum ditambah dengan biaya membayar buruh untuk memahat menjadi parutan kelapa. Pasalnya, untuk setiap pembuatan satu parutan kelapa dia harus memberi upah kepada buruh sebesar Rp650.  Bahan baku papan pemarut kelapa terbuat dari berbagai macam kayu seperti kayu Mahoni, Akasia serta Jati. Para perajin mendatangkannya lembaran kayu tersebut dari daerah Dawung, Nglipar,  dari sisa kayu hasil pengiriman ke Jepara. Tiap lembar kayu yang dibeli itu berukuran 33 cm kali 6 cm. 

“Perajin per lembarnya membeli seharga Rp600, rata-rata membeli hingga 4.000 ribu lembar. Tiap lembar bisa dibikin tiga cetakan pamarut kelapa,” bebernya.

Advertisement

Para perajin sebelumnya telah melayangkan proposal berupa bantuan modal terhadap Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan (Disperindagkoptam). Mereka berharap Disperindagkoptam memberikan bantuan alat kepada perajin guna memudahkan mereka dalam berproduksi serta mengehemat biaya. “40 KK dari jumlah total 142 KK di sini sangat bertumpu pada industri kecil ini,” imbuh Wadiyo.(Harian Jogja/Kurniyanto)

Foto (Harian Jogja/Kurniyanto)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif