News
Senin, 29 Juli 2013 - 19:38 WIB

PENYADAPAN SBY : Kemenlu Cek ke Pemerintah Inggris

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menlu Indonesia Marty Natalegawa (JIBI/Solopos/Dok.)

Marty Natalegawa

Advertisement

Solopos.com, JAKARTA –? Informasi tentang penyadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan dicek kebenarannya ke Pemerintah Inggris oleh Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Kemenlu akan mengonfirmasikan kebenaran berita tentang penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan saat menghadiri Pertemuan Puncak G20 di London, Inggris, pada 2009.

Advertisement

Kemenlu akan mengonfirmasikan kebenaran berita tentang penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan saat menghadiri Pertemuan Puncak G20 di London, Inggris, pada 2009.

Hal itu dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Senin (29/7/2013).

“Kebenaran berita itu harus kita konfirmasikan. Seandainya betul, itu sesuatu yang sangat memprihatinkan dan sangat melanggar tata krama hubungan internasional,” ujar Marty.

Advertisement

“Ini kan beritanya masih di pihak ketiga,” ujarnya.

Marty belum bersedia mengemukakan kerugian yang dialami Indonesia akibat insiden tersebut.

“Yang jelas kami masih mencoba mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut,” ujarnya.

Advertisement

Jaminan Keamanan

Hingga kini, ujar Marty, belum ada reaksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Marciano Norman menambahkan selayaknya kunjungan seorang kepala negara di mana pun berada harus mendapat jaminan keamanan.

Advertisement

Dia menambahkan keamanan itu bukan hanya terkait dengan penyelenggaraan kegiatan, melainkan juga masalah pemberitaan dan keamanan informasi. “Itu yang harus menjadi perhatian semua pihak,” katanya.

Marciano menuturkan terkait dengan penyadapan tersebut, pihaknya berkomunikasi dengan counterpart di tiga negara untuk mencari informasi yang sebenarnya.

“Ini sedang dalam proses. Dari pemberitaan itu, kami tidak sepenuhnya percaya. Itu pemberitaan sepihak, memerlukan juga klarifikasi dari pihak lain,” ujar Marciano.

Terlepas dari peristiwa tersebut, ujarnya, pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk mengevaluasi sistem pengamanan sehingga tidak terjadi kebocoran yang tidak perlu.

“Saat ini, perkembangan teknologi sangat cepat sehingga kami harus selalu berada dalam posisi mengimbangi. Kalau tidak, kita akan mengalami bocor informasi dengan mudah,” ujarnya. Anggi Oktarinda/JIBI/Bisnis

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif