News
Rabu, 18 Juni 2014 - 20:40 WIB

PENUTUPAN DOLLY : Ini Kritik Buat Risma soal Penutupan Dolly

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Khofifah Indar Parawansa (istimewa)

Solopos.com, SOLO — Penutupan lokalisasi Dolly oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menuai kritik. Menjelang deklarasi penutupan Dolly, Rabu (18/6/2014), komitmen Pemkot Surabaya untuk memberikan pelatihan keterampilan bagi warga kawasan lokalisasi masih dipertanyakan.

Mantan anggota Komisi VI DPR 1992-1999, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan seharusnya program pelatihan keterampilan bagi para PSK dan pekerja di Dolly dilakukan jauh hari sebelum penutupan. Hal ini diungkapkan setelah melihat reaksi warga Dolly yang terus menolak penutupan.

Advertisement

“Penyiapan melalui pelatihan vokasional itu sangat penting. Karena itu, sekarang hanya dengan memberi mereka uang Rp3 juta atau Rp5 juta tanpa pembekalan vokasional, itu akan sulit,” kata Khofifah dalam sebuah wawancara teleconference dengan Metro TV, Rabu malam.

Khofifah mencontohkan pengalamannya saat mendampingi PSK dan warga di lokalisasi Kramat Tunggak Jakarta menjelang penutupan pada era 1990-an. Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta saat itu yang dipimpin Sutiyoso, membangun pusat-pusat pelatihan di depan kawasan lokalisasi Kramat Tunggak. Tujuannya untuk memberi kesempatan para PSK dan penghuni yang ingin keluar dari pekerjaan lamanya.

“Setelah saya jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan, saya coba intermediasi kembali mereka yang ingin keluar dari Kramat Tunggak. Kita cari selter intermediasi di Pasar Rebo, kalau ingin cari income baru,” lanjut Khofifah.

Advertisement

Dalam kasus penutupan Dolly, Khofifah menyarankan Risma untuk lebih menyiapkan pelatihan vokasional bagi warga Dolly secepatnya. Saya kira Bu Risma punya kemampuan untuk berkomunikasi dengan korporate, lalu mereka yang bekerja di Dolly, dititipkan ke perusahaan itu. Seharusnya sebelum penutupan hal itu sudah harus dilakukan.”

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, menyangkal pemerintah belum menyiapkan pembekalan keterampilan bagi warga Dolly. “Ini proses yang panjang, ini bagian dari ikhtiar dari penataan. Sosialisasi panjang sudah lama dilakukan, Pemkot Surabaya sudah menyelenggarakan pelatihan. Perkara mereka ikut tidak ikut, kita sudah memberikan kesempatan yang sama,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif