News
Kamis, 27 Oktober 2011 - 06:36 WIB

Penumpang sayangkan Pandanwangi stop beroperasi

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)–Penumpang kereta api (KA) Pandanwangi jurusan Solo-Semarang menyayangkan dihentikannya operasional KA tersebut, per Senin (24/10/2011).

Pasalnya, Pandanwangi telah menjadi pilihan utama untuk bolak balik Solo-Semarang setidaknya setiap akhir pekan. Beberapa calon penumpang KA ini juga terpaksa pulang dengan kecewa lantaran tidak bisa menggunakan KA, dan harus beralih memakai moda transportasi lain.

Advertisement

Penumpang Pandanwangi, Sutiman, mengatakan kecewa KA pilihannya itu tidak lagi beroperasi. Menurut dia, meski hanya terdiri dari dua gerbong penumpang, jumlah penumpang Pandanwangi cukup banyak.

Sutiman mengaku biasa menggunakan KA tersebut setidaknya sekali per pekan pulang pergi Solo-Semarang. Saat itu harga tiket masih Rp 13.000/penumpang, sehingga pulang pergi hanya membutuhkan Rp 26.000. Sebulan terakhir sebelum operasionalnya dihentikan tiket KA Pandanwangi dibanderol Rp 20.000/penumpang.

“Setiap kali saya berangkat dari Solo ke Semarang memang tidak banyak penumpang. Kebanyakan naik dari stasiun selama perjalanan. Tapi kalau balik ke Solo biasanya penumpang penuh,” ujar dia, saat ditemui Espos, di Jl Adi Sucipto, Solo, Rabu (26/10). Dia berharap, Pandanwangi kembali beroperasi secara normal.

Advertisement

Sementara itu, di Stasiun Balapan, pihak stasiun mengakui ada beberapa calon penumpang Pandanwangi yang harus balik kanan, batal naik KA tersebut lantaran di-stop Senin lalu. Beberapa dari mereka menyatakan kecewa.

Namun, Wakil Kepala Stasiun Balapan Solo, Rachmad Zaini, menegaskan sebagain besar calon penumpang bisa mengerti. Kepada para penumpang itu, Zaini sapaannya menyarankan agar mereka menggunakan moda transportasi lain, seperti bus, atau memakai KA kelas ekonomi di Stasiun Jebres.

Menurut Zaini, kebijakan menghentikan operasional Pandanwangi telah melalui banyak pertimbangan, sehingga besar kemungkinan tidak akan direvisi. Dengan hanya mengoperasikan dua gerbong penumpang, setiap perjalanan KA itu PT KA Indonesia menanggung kerugian.

Advertisement

Saat harga tiket Rp 13.000/penumpang kerugian sangat besar, sebab biaya operasional jauh lebih besar daripada pendapatan dari tiket. Setelah tiket naik Rp 20.000/penumpang pun, PT KA masih merugi.

(tsa)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif