News
Sabtu, 8 April 2017 - 21:30 WIB

Penjelasan Presiden Tentang "Jangan Campuradukkan Politik & Agama"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi). (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Presiden Jokowi menjelaskan pernyataannya belum lama ini bahwa “jangan mencampuradukkan politik dan agama”.

Solopos.com, SUKOHARJO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan pernyataannya tentang “jangan mencampuradukkan antara politik dan agama”. Maksudnya, dia berpesan agar agama jangan sampai dipolitisasi, bukan memisahkan nilai agama dari politik.

Advertisement

“Peringatan itu konteksnya adalah dalam rangka persatuan negara kita. Sekali lagi dalam rangka persatuan negara kita,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan Masjid dan Gedung Sholawat KH Surowijoyo, Pondok Pesantren Singo Ludiro, Mojolaban, Sukoharjo, Sabtu (8/4/2017) siang, dikutip Solopos.com dari Setkab.go.id.

Presiden berpesan jangan sampai agama dipolitisasi menjadi sebuah komoditas. “Tetapi pernyataan saya itu juga bukan berarti memisahkan nilai-nilai agama dalam politik. Agama itu sangat penting sekali dalam berpolitik,” ujarnya.

Presiden yakin apabila dalam kebijakan dibuat tanpa dilandasi nilai-nilai agama, moralitas, kejujuran, dan pengabdian pada rakyat, bangsa, dan negara, kebijakan itu pasti luput. “Jadi memang politik dan agama ini harus sambung, tetapi dalam sebuah konteks yang benar. Konteksnya yang harus benar,” tutur Presiden.

Advertisement

Nilai-nilai spriritualitas dalam pengambilan kebijakan inilah yang menurut Presiden menghubungkan antara politik dan agama. “Jadi jangan dibelokkan. Masa politik tidak boleh berhubungan dengan agama? Boleh,” kata Presiden.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga mengingatkan tentang keberagaman di Indonesia baik soal suku/etnis, pulau, dan bahasa. Dia meminta semua pihak menyadari keberagaman inilah yang membuat bangsa ini besar. “Ini terus saya ingatkan. Belum bahasanya yang berbeda-beda. Ini yang perlu, sering saya sampaikan agar kita semuanya menyadari bahwa Bangsa Indonesia ini besar, bangsa besar etnisnya bermacam-macam.”

Karena itu, Presiden mengimbau agar jangan sampai ada gesekan di antara sesama warga negara dan tidak gampang diprovokasi. “Kalau rukun kita semuanya, bersatu kita semuanya, itu menjadi sebuah kekuatan besar. Menjadi sebuah potensi yang besar,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Isu SARA Presiden Jokowi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif