SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
<p><strong>Solopos.com, JAKARTA –</strong> Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan penjelasan melalui rilis mengenai informasi <a href="http://news.solopos.com/read/20180706/496/926360/komisi-ix-dpr-minta-penjualan-susu-kental-manis-dihentikan-sementara">susu kental manis </a> (SKM), Jumat (6/7/2018).</p><p>“Subkategori susu kental dan analognya (termasuk di dalamnya SKM) merupakan salah satu subkategori dari kategori susu dan hasil olahannya,” bunyi rilis BPOM yang juga menjelaskan bahwa subkategori/jenis ini berbeda dengan jenis susu cair dan produk susu, serta jenis susu bubuk, krim bubuk, dan bubuk analog.</p><p>Karakteristik jenis <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180706/485/926248/tahukah-anda-sejarah-susu-kental-manis">susu kental manis</a>, menurut rilis BPOM, adalah kadar lemak susu tidak kurang dari 8% dan kadar protein tidak kurang dari 6,5% (untuk plain).</p><p>“Susu kental dan analog lainnya memiliki kadar lemak susu dan protein yang berbeda, namun seluruh produk susu kental dan analognya tidak dapat menggantikan produk susu dari jenis lain sebagai penambah atau pelengkap gizi,” BPOM menjelaskan bahwa susu kental dapat digunakan untuk <em>topping</em> dan pencampur pada makanan atau minuman (roti, kopi, teh, coklat, dll).</p><p>Selama ini susu kental manis adalah produk yang akrab dengan masyarakat Indonesia. Berbagai iklan di televisi menyebutkan susu kental manis mengandung nutrisi dan gizi seimbang yang baik bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh.</p><p>Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Indonesia (<a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180705/485/926243/kemenkes-tegaskan-susu-kental-manis-bukan-susu-tapi-gula">Kemenkes</a>) juga menyatakan susu kental manis bukanlah susu. Para orang tua diminta tidak memberikan produk ini kepada anak balita.</p>