News
Jumat, 12 November 2010 - 19:39 WIB

Pengungsi di Sleman mulai dihantui penjarahan

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sleman--Aksi penjarahan mulai menyerang desa-desa di lereng Gunung Merapi yang ditinggal penghuninya mengungsi.

Setidaknya penjarahan sudah terjadi di Dusun Ngancar, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

Advertisement

Ngatimin, 45, melaporkan sebagian barang miliknya di kediamannya di Dusun Ngancar hilang dari tempat penyimpanan. Dia menduga penjarah sebenarnya sudah lama mengincar dan hanya tinggal menunggu waktu kediamannya kosong.

“Mereka sepertinya sudah mengincar rumah kami. Buktinya barang-barang sparepart alat gergaji mesin yang diambil,” ujar pedagang kayu dan suku cadang gergaji mesin itu.

Rumah tempat tinggal Ngatimin tidak semua bagiannya rusak dan hangus terbakar tersengat awan panas. Sebagian tembok dan atap rumah yang dia tinggalkan sejak 5 Nopember 2010 itu masih utuh.

Advertisement

Menurutnya suku cadang gergaji mesin yang hilang nilainya mencapai Rp 100-an juta rupiah. Suku cadang itu adalah contoh produk untuk barang dagangan yang akan ditawarkan kepada pelanggannya.

“Sebagian sudah saya bayar, sebagian lagi masih utang. Hanya beberapa sparepart yang harganya di bawah Rp 1 juta yang tersisa. Penjarah ini tahu nilai barang-barang dagangan saya,” keluh Ngatimin.

Dia mengatakan pada Kamis (11/11) siang, dirinya masih menengok rumah untuk mengambil beberapa barang milik keluarganya. Sedangkan surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah sudah terlebih dahulu dia selamatkan sebelum erupsi terjadi.

Advertisement

“Sparepart ini kemarin masih di tempat saya simpan. Sekarang sudah nggak ada lagi. Di belakang rumah ada banyak jejak kaki pakai sandal jepit yang sebelumnya tidak ada. Saya yakin menjarahnya tadi malam,” katanya.

Ngatimin mengaku dirinya belum tahu bagaimanan nanti cara melunasi utang barang dagangannya yang hilang. Dia masih memikirkan nasib dan keselamatan semua anggota keluarganya yang tinggal di pengungsian di wilayah Prambanan Klaten.

“Saya nggak tahu nantinya bagaimana, biarlah yang tersisa ini jadi harta benda keluarga yang bisa diselamatkan. Soal utang nanti saja lah,” tandas Ngatimin.

dtc/nad

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif