News
Minggu, 6 September 2015 - 07:50 WIB

PENGHARGAAN FILM : Joshua Oppenheimer dan Anonim Raih Suardi Tasrif Award 2015

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joshua Oppenheimer (istimewa)

Penghargaan film diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kepada dua sineas.

Solopos.com, JAKARTA-Joshua Oppenheimer sineas kelahiran Amerika Serikat dan anonim (sineas Indonesia yang dirahasiakan identitasnya) meraih penghargaan Suardi Tasrif pada malam Resepsi Hari Ulang Tahun ke-21 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Jumat (4/9/2015).

Advertisement

Penghargaan itu diberikan karena dua film karya Joshua Oppenheimer dan anonim yakni Jagal dan Senyap berhasil mengungkap fakta peristiwa pelanggaran hak asasi manusia pada 1965-1966 dari perspektif berbeda sekaligus mengenang kejadian pada 50 tahun lalu.

“Tanpa pengungkapan fakta atas pembantaian 1965-1966, proses rekonsiliasi mustahil dilakukan. Pengalaman di banyak negara menunjukkan rekonsiliasi tidak akan pernah tercapai jika kebenaran tidak diungkap dan diakui,” demikian pernyataan resmi Dewan Juri Suardi Tasrif Award 2015, Jumat.

Film Jagal yang menuturkan kesaksian pelaku pembantaian 1965-1966 di Sumatra Utara dipublikasikan pada 2013 dengan versi berbahasa Inggris berjudul The Act of Killing.

Advertisement

Sementara Senyap yang menuturkan kesaksian para korban dipublikasikan pada 2014, dengan versi berbahasa Inggris yang berjudul “The Look of Silence”. Sejak diluncurkan, The Act of Killing dan The Look of Silence meraih puluhan penghargaan dari berbagai negara.

Joshua Oppenheimer yang tidak dapat hadir menerima penghargaan tersebut telah merekam pidatonya selama tiga menit dan diputar pada saat acara, mengatakan ia mempersembahkan penghargaan Suardi Tasrif 2015 kepada para korban pelanggaran hak azasi manusia dan orang-orang yang terus menyuarakan kebenaran.

“Penghargaan ini sangat berarti karena inilah pertama kalinya kami menerima penghargaan dari Indonesia. Kami ingin berbagi penghargaan ini kepada orang-orang yang telah bersama-sama memperjuangkan kebebasan pers, kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta kebebasan untuk mendapatkan informasi di Indonesia,” kata Oppenheimer.

Advertisement

Suardi Tasrif merupakan Bapak Kode Etik Jurnalistik Indonesia yang semasa hidupnya memperjuangkan kemerdekaan pers, kemerdekaan berpendapat, serta hak konstitusional sebagai hak fundamental yang menjadi jalan terpenuhinya berbagai hak asasi manusia.

Penghargaan Suardi Tasrif mulai diberikan pada 1998, dan Munir, koordinator Badan Pekerja Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) menjadi peraih pertama Tasrif Award.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif