News
Minggu, 23 Agustus 2015 - 01:00 WIB

PENGGUSURAN KAMPUNG PULO : Ahok Berseteru dengan Budayawan Betawi, Dukungan Pencalonan Tak Terhambat

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (JIBI/Bisnis/Nurul Hidayat)

Penggusuran Kampung Pulo menyedot perhatian publik.

Solopos.com, JAKARTA — Perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Budayawan Betawi JJ Rizal, terkait penggusuran bangunan liar di Kampung Pulo, tengah menjadi perbincangan hangat bagi publik.

Advertisement

Dikabarkan Okezone, Sabtu (22/8/2015), Ahok membalas kritikan pedas JJ Rizal, yang menyatakan kebijakan Ahok menggusur bangunan liar di Kampung Pulo, Jakarta Timur, kurang tepat.

Dalam kritikan JJ Rizal, ia menyatakan seharusnya penggusuran juga dilakukan di area kediaman Ahok di Pluit, Jakarta Utara. Menurut JJ Rizal, kawasan kediaman di Pluit juga berkontribusi menyebabkan banjir.

Advertisement

Dalam kritikan JJ Rizal, ia menyatakan seharusnya penggusuran juga dilakukan di area kediaman Ahok di Pluit, Jakarta Utara. Menurut JJ Rizal, kawasan kediaman di Pluit juga berkontribusi menyebabkan banjir.

Terkait dengan kritikan JJ Rizal tersebut, Ahok yang juga mantan Bupati Belitung Timur ini menganggap kritikan budayawan Betawi tersebut sebagai tindakan orang bodoh.

Pasalnya, Ahok beranggapan JJ Rizal tidak dapat membedakan antara kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang jadi masalah banjir dan kawasan Pluit, tempat tinggal Ahok.

Advertisement

Djarot yang juga mantan Wali Kota Blitar ini mengatakan, daripada suasana semakin ramai, dirinya berharap kedua belah pihak dapat berdialog sehingga bisa mencari solusi untuk silang mereka.

“No comment-lah. Dari pada ramai, lebih baik kita dialog yang baik. Lebih baik dialog langsung. Ajak dialog budayawan Jakarta,” kata Wagub Djarot di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu.

Menurut pandangan Djarot, pendapat JJ Rizal dapat dibenarkan lantaran setiap orang bebas menyampaikan pendapatnya dalam era demokrasi ini. Terlebih, pendapat budayawan Betawi itu berkaitan dengan kondisi Ibu Kota.

Advertisement

“Boleh siapa pun [berpendapat] itu, asal pikirannya positif bagaimana bangun Jakarta yang baik sesuai dengan kondisi. Yang penting buka diskusi, kita berdialognya enak,” tukas Djarot.

Pencalonan Ahok

Sementara itu, isu miring terhadap Ahok akibat relokasi Kampung Pulo ini, rupanya tidak menyurutkan animo warga DKI Jakarta untuk menyerahkan KTP bagi pencalonan Ahok sebagai Calon Gubernur Independen. Relawan Teman Ahok malah berhasil mengumpulkan 6.000 KTP di saat hari relokasi Kampung Pulo.

Advertisement

Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dalam siaran persnya, Sabtu, mengungkapkan pengumpulan KTP warga DKI Jakarta pada hari penggusuran Kampung Pulo berhasil menembus rekor.

“Jika sebelumnya rata-rata KTP dukungan yang terkumpul berkisar dua sampai 3.000 KTP, pada saat penggusuran Kampung Pulo malah berhasil mencapai 6.282 KTP,” papar Amalia, sebagaimana dilansir Detik, Sabtu.

Amalia juga menyatakan berkat tambahan 6.000 KTP tersebut, Teman Ahok hingga kini berhasil mengumpulkan 103.718 KTP dukungan. Jumlah itu sendiri mencapai 10% dari total dukungan yang dibutuhkan, yakni 1 juta KTP.

Amalia mengakui jika ia dan para relawan Teman Ahok sempat khawatir jika animo warga DKI untuk menyerahkan KTP dukungan ke Teman Ahok akan anjlok, akibat peristiwa penggusuran Kampung Pulo.

“Kami tidak menyangka kami bisa memecahkan rekor, justru pada saat penggusuran Kampung Pulo. Ini bukti bahwa warga DKI cukup bijak dan mau melihat konteks yang lebih besar,” kata Amalia.

Teman Ahok sendiri, menurut Amalia, bisa memahami penolakan sejumlah warga atas langkah Pemprov DKI menggusur Kampung Pulo.

“Setiap kebijakan atau keputusan pasti selalu ada pro dan kontra. Teman Ahok berharap, saudara-saudara warga Kampung Pulo dapat menikmati hidup yang lebih layak, lebih sehat dan lebih manusiawi di rusun Jatinegara,” lanjut Amalia

Pengumpulan KTP untuk Ahok ini dimaksudkan untuk mendukung Ahok supaya bisa maju di Pilkada DKI 2017. Ahok yang kini tidak punya partai, harus maju lewat jalur independen dan syaratnya harus mengumpulkan 1 jutaan KTP warga DKI.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif