News
Rabu, 11 Desember 2013 - 22:10 WIB

Pengguna Twitter Tuding Kuis Kebangsaan Rekayasa

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembicaraaan soal Kuis Kebangsaan di Twitter (Twitter.com)

Solopos.com, SOLO — Beberapa jam diunggah di laman berbagi rekaman video Youtube, video rekaman Kuis Kebangsaan edisi 7 Desember 2013 heboh dibahas di dunia maya. Sejumlah akun di media sosial Twitter, Facebook, termasuk di Youtube sendiri, menyebut banyak rekayasa dalam acara itu.

Kuis yang ditayangkan stasiun televisi RCTI itu mengundang komentar miring publik. Mereka menganggap kuis itu sekadar rekayasa dan bentuk kampanye menjelang pemilihan umum, April 2014 mendatang.

Advertisement

“KUIS KEBANGSAAN TERBUKTI SETTINGAN !!!” tulis akun @ijong44 di situs microblogging Twitter.

“Baru kuis aja udah boong gmn ntar jd president “Kuis Kebangsaan WIN-HT TERBUKTI SETTINGAN !!!” tulis @jrsyad.

Advertisement

“Baru kuis aja udah boong gmn ntar jd president “Kuis Kebangsaan WIN-HT TERBUKTI SETTINGAN !!!” tulis @jrsyad.

Fenomena kampanye melalui siaran televisi berselimut acara kuis itu juga mengundang kritik dari stand up comedian asal Jakarta, Ernest Prakarsa. Melalui akun Twitternya, Ernest memberi pernyataan sindiran.

“Kuis Kebangsaan ternyata pemenangnya udh diatur. HT tampak nyaman ya membohongi publik. Trus mau jadi pejabat, gitu?” kata akun @ernestprakasa.

Advertisement

Meski begitu, beberapa pengguna Twitter dan Kaskus terlihat saling membagikan video rekaman yang sempat mereka rekam.

“Kuis Kebangsaan RCTI terbukti settingan. Semua bukti video sudah dihapus dari YouTube: http://www.kaskus.co.id/thread/52a6b1201bcb17c41f8b468b/kuis-kebangsaan-win-ht-terbukti-settingan/9,” ungkap akun Kenny Santana.

Gunjingan soal Kuis Kebangsaan di Twitter (Twitter.com)

Advertisement

Kontroversi itu bermula pada sebuah segmen, kala itu pembawa acara Tiffany Orie menerima telepon dari seorang penonton pria yang mengatakan dari Trenggalek, Jawa Timur. Belum ditanya apa pertanyaannya, si penelepon langsung menjawab, “Istana Maimun!”

Sang host terlihat pucat sebentar tapi kemudian mampu menguasai keadaan, meminta penelepon memilih deret huruf yang tersaji dilayar untuk mendapat pertanyaan.

Pertanyaan kemudian dibacakan salah seorang pengisi kuis, “Istana yang menjadi salah satu ikon kota Medan dan dibangun pada tahun 1888, A. Istana Maimun; B. Gedung Sate; C. Museum Gajah?”

Advertisement

“A. Istana Maimun!” kata si penelepon.

Terkait hal ini Wiranto menanggapi santai. Menurutnya kuis itu punya tujuan baik dan tidak ada pelanggaran hukum dalam kuis itu.

“Semuanya di-setting, saya kemari di-setting. Tapi setting yang tidak melanggar undang-undang, diizinkan. Jangan hanya like dislike, sesuatu yang baik disalahkan, itu mendidik bukan menjerumuskan,” kata Wiranto seusai orasi kebangsaan di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (10/12/2013) sebagaimana dikutip Detikcom.

“Kami bertanya kepada rakyat mempelajari budaya, sejarah, hal-hal yang positif. Kita galakkan dengan cara itu, jangan dicurigai kemudian akal-akalan. Kami tulus melakukan itu karena kami merasa semangat kebangsaan sudah luntur, apa salahnya kami beri upaya mendidik dengan cara-cara menarik, sekolahan sudah,” lanjutnya.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif