News
Senin, 7 September 2015 - 09:15 WIB

PENGEMBANGAN USAHA KECIL : PNM Targetkan Bina 1 Juta Pelaku UMKM

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanaman modal (joinmost.com)

Pengembangan usaha kecil menjadi fokus dari PNM.

Solopos.com, SOLO — PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menargetkan membina satu juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga 2019. Hal ini untuk membantu pengembangan usaha pelaku UMKM.

Advertisement

Direktur Utama PNM, Parman Nataatmadja, menyampaikan pada tahun ini pemerintah memberikan penyertaan modal negara senilai Rp1 triliun untuk membantu pengembangan UMKM.

Dia mengatakan secara nasional dana yang tersalurkan senilai Rp14,4 miliar hingga Juli melalui Unit Layanan Modal Mikro (Ulamm). Dia mengatakan khusus di Jateng, Ulamm memiliki nasabah 14.160 UMKM.

“Kami tidak hanya menyalurkan modal tapi juga meningkatkan kemampuan nasabah sehingga mampu mengembangkan usahanya. Berbagai kegiatan pun dilakukan salah satunya dengan pesta rakyat Temu UMKM Jateng,” ungkap Parman kepada wartawan di Alun-Alun Selatan Solo, Minggu (6/9/2015).

Advertisement

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 4.000 masyarakat dan 1.500 pelaku UMKM yang merupakan mitra dan nasabah Ulamm PNM. Bermacam kegiatan seperti jalan sehat, pameran produk, dan lomba dihadirkan.

Kegiatan tersebut diharapkan mampu menciptakan iklim kondusif untuk mengembangkan usaha, terutama di saat kondisi perekonomian sedang lesu.

Anggota DPR, Aria Bima, mengapresiasi kegiatan tersebut mengingat dalam waktu dekat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan diberlakukan.

Advertisement

Oleh karena itu, persaingan usaha akan semakin ketat karena tidak hanya bersaing dengan pelaku usaha lokal tapi juga dari luar negeri. PNM pun diharapkan tidak hanya menyalurkan dana tapi juga mengedukasi dan membina UMKM.

UMKM ini diharapkan tidak hanya berkembang di dalam negeri tapi mampu menembus pasar internasional.

Wakil Gubernur Jateng, Heru Sudjatmoko, mengatakan dalam mengembangkan potensi pelaku UMKM di Indonesia tidak cukup hanya diberi pembiayaan tapi juga pembinaan yang tidak sekadar monitoring setelah pencairan pembiayaan tapi juga sebelum pembiayaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif