News
Senin, 14 September 2015 - 16:00 WIB

PENGADAAN BBM : Mulai Bikin Bensin Sendiri, Pertamina Ambil Alih Kilang PT TPPI

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Pengadaan BBM di dalam negeri selalu terkendala ketergantungan terhadap impor.

Solopos.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mengakuisisi 22% saham Agro Capital BV dan Agro Global Holding BV di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

Advertisement

Direktur PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro) Riki F. Ibrahim mengatakan PT Pertamina kini memiliki 48% saham PT TPPI. Sementara itu, saham Tuban Petro di kilang tersebut mencapai 25%.

Tuban Petro sendiri berada di bawah kuasa pemerintah karena sebanyak 70% sahamnya dimiliki oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang pengelolaannya diserahkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sisa 30% saham merupakan milik PT Silakencana Tirtalestari yang telah dikuasakan kepada Kemenkeu karena gagal membayar utang.

Advertisement

Tuban Petro sendiri berada di bawah kuasa pemerintah karena sebanyak 70% sahamnya dimiliki oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang pengelolaannya diserahkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sisa 30% saham merupakan milik PT Silakencana Tirtalestari yang telah dikuasakan kepada Kemenkeu karena gagal membayar utang.

Alhasil, pemerintah bersama PT Pertamina kini menjadi pemegang saham mayoritas atau 73% di kilang yang berada di Tuban tersebut. “Sudah mendominasi di PT TPPI,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (14/9).

Dia menjelaskan sisa 27% saham TPPI dimiliki oleh kreditur yang memiliki piutang kepada TPPI. Utang tersebut dikonversi dalam bentuk saham. Menurutnya, terdapat banyak perusahaan yang memiliki 27% saham TPPI dengan porsi kecil.

Advertisement

Menurutnya, dulu Agro Capital membeli 22% saham PT TPPI sebesar US$200 juta. Dia memastikan nilai akuisisi saham jauh di bawah angka tersebut. “Nilai akuisisi sesuai dengan appraisal PWC,” tegasnya.

Riki melanjutkan Pertamina bisa mengontrol penuh PT TPPI setelah akuisisi dilakukan. Dengan begitu, pengoperasian kilang TPPI juga bisa segera dilakukan. Menurutnya, pengoperasian kilang PT TPPI bisa menghemat impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 19%.

Dia mengatakan PT TPPI memiliki utang sebesar US$1,9 miliar. Dari total itu, sebanyak US$1 miliar telah dikonversi ke dalam bentuk saham, termasuk saham yang dimiliki Pertamina. Saat ini masih ada utang US$888 juta yang tersisa. Konversi utang US$888 juta ke dalam saham tidak bisa dilakukan karena tidak cukup kuat.

Advertisement

Pengoperasian kembali PT TPPI memberikan kepastian bagi kreditur yang bentuk utangnya tidak cukup kuat untuk dikonversi menjadi saham. Piutang Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas) termasuk dalam kategori ini.

Riki menegaskan Pertamina membutuhkan surat penugasan dari pemerintah untuk mengambil minyak mentah dan kondensat bagian negara. Surat penugasan ini diperlukan agar tidak menjadi masalah hukum di kemudian hari.

VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro membenarkan Pertamina mengakuisisi 22% saham Agro Capital dan Agro Global. Namun, dia menegaskan proses masih belum mencapai tahap final. “Belum tahap final baik aspek legal maupun finansial,” jelasnya kepada Bisnis/JIBI.

Advertisement

Wianda melanjutkan Pertamina membutuhkan dukungan pemerintah terkait alokasi kondensat bagian negara untuk produksi TPPI. Menurutnya, pasokan kondensat diharapkan dari produksi dalam negeri karena spesifikasinya sesuai dengan kondensat lokal.

Kendati proses akuisisi belum final, BUMN Migas tersebut telah memulai persiapan pengoperasian kembali kilang TPPI. Penghidupan kembali kilang akan dimulai pada September dengan target pengoperasian Oktober 2015.

Wianda mengatakan Menteri BUMN Rini Soemarno bersama Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi telah meninjau kilang PT TPPI. Dari hasil kunjungan itu, kilang TPPI akan diarahkan untuk memproduksi bensin yang porsi impornya masih tinggi.

Kapasitas produksi awal dimulai pada level 20.000 barel per hari. Kapasitas produksi nantinya akan ditingkatkan menjadi sekitar 50.000 hingga 55.000 barel per hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif