SOLOPOS.COM - Thamsanqa Jantjie 'Si Penerjemah Palsu' pidato mengenang Nelson Mandela (globalnews.com)
Solopos.com, JOHANNESBURG — Sehari jadi buruan polisi, identitas penerjemah bahasa isyarat upacara wafatnya Nelson Mandela akhirnya terungkap. Pria itu akhirnya meminta maaf karena telah menjalankan tugasnya dengan buruk.
Dilansir Dailymail, Jumat (13/12/2013), pria bernama Thamsanqa Jantjie itu akhirnya tampil di muka publik. Pria berusia 34 tahun itu meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas aksinya.
Uniknya, Thamsanqa mengaku mendapat bisikan suara-suara aneh di telinganya. Dia berhalusinasi dan sulit untuk berkonsentrasi pada saat itu. Lebih lanjut dia mengungkap saat ini tengah menjalani pengobatan schizophrenia.
Schizophernia atau dalam bahasa Indonesia disebut Skizofernia adalah gangguan jiwa yang memiliki ciri hilangnya respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Penderitanya akan mengalami delusi atau keyakinan yang salah dan halusinani.
“Saya bingung tidak tau harus berbuat apa. Saya sendirian di tengah situasi itu. Saya mencoba mengendalikan diri dan tidak memperlihatkannya ke seluruh dunia. Saya minta maaf,” ungkapnya pada koran setempat, Johannesburg Star.
Dalam sebuah wawancara dengan radio setempat Jantjie mengaku sangat bangga atas penampilannya di acara penting itu. “Tentu, tentu. Saya pikir itu adalah pencapaian tertinggi dalam bahasa isyarat,” kata dia kepada stasiun radio Talk Radio 702.
Pemerintah Afrika Selatan yang menggelar acara itu mengaku tidak tahu siapa Jantjie sebelumnya. Sedangkan Janjtie mengaku dia ditugaskan oleh Partai ANC untuk menjadi penerjemah di acara itu. Sayangnya pihak ANC membantah mengenal Jantjie, mereka mengatakan tengah menyelidiki kasus ini.