“Kira-kira 2-3 hari ini kita masih akan migrasi sistem. Jadi bisa saya pastikan bisa beres semuanya tanggal 25,” kata Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (22/11).
Ia mengemukakan kacaunya pelayanan penerbangan Garuda kemarin diakibatkan migrasi sistem lama ke sistem baru yang sedang berjalan sehingga ada beberapa data penting mengenai penerbangan yang terlewat. Dengan demikian, ada beberapa kru pesawat yang tidak mendapatkan informasi secara penuh.
“Beberapa di antara kru pesawat ada yang tidak terinfo. Makanya sekarang kita sedang upgrade sistemnya sekaligus mengevaluasi berbagai masalah yang terjadi,” imbuhnya.
Emirsyah menambahkan sementara Garuda melakukan perbaikan, sistem penerbangan yang biasa dilakukan secara otomatis terpaksa dilakukan secara manual. Akibatnya, pelayanan penerbangan Garuda belum bisa sempurna sampai selesai di tanggal 25 nanti.
Sistem tersebut, imbuh Emirsyah, memang sudah saatnya diperbarui. Pasalnya, sistem yang selama ini digunakan oleh Garuda itu terakhir kali diperbarui lebih dari 10 tahun yang lalu.
“Ini sistemnya sudah lama banget tidak di-upgrade, terakhir 10 tahun yang lalu. Kita upgrade supaya ke depannya lebih efisien,” lanjutnya.
Ia menambahkan, pengembangan sistem penerbangan itu dilakukan menggunakan belanja modal alias capital expenditure (capex) perseroan sejak tahun 2007 lalu. Biayanya diperkirakan menelan hingga US$ 1,5 juta.
dtc/nad