News
Kamis, 11 Oktober 2012 - 14:33 WIB

Penelitian LIPI: Rakyat Lebih Percaya Media Massa untuk Salurkan Aspirasi Ketimbang Parpol

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA – Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) Wawan Ichwanuddin mengatakan, media massa masih menjadi andalan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, dibandingkan melalui partai politik.
Advertisement

“Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, tingkat kepercayaan publik bahwa partai politik dapat menyampaikan aspirasi warga lebih kecil dari pada kepercayaan publik terhadap media massa,” ujar Ichwanuddin dalam diskusi Persepsi Masyarakat Terhadap Demokrasi di Indonesia, di Jakarta, Kamis. Dia mengatakan, survei dilakukan secara nasional di seluruh provinsi di Indonesia, dengan sampel sebanyak 1.700 orang yang dipilih secara acak bertingkat.

Dia mengatakan, responden merupakan warga dewasa yang berusia 17 tahun atau sudah menikah, yang diwawancarai selama 25 Juni hingga 10 Juli 2012. Dari hasil survei tersebut, masyarakat yang percaya bahwa partai politik dapat meneruskan aspirasinya berjumlah 48 persen. Sedangkan masyarakat yang percaya terhadap media massa berjumlah 85,3 persen.

“Terlepas dari masih adanya kritikan terhadap media massa, namun hasil survei menunjukkan media masih menjadi pilihan masyarakat untuk menyampaikan gagasan dan aspirasinya, dibandingkan melalui partai politik,” ujar dia. Selain itu, menurut Wawan, hasil survei juga menunjukkan publik menginginkan jumlah partai politik yang lebih sedikit, antara tiga hingga lima partai politik, agar dapat lebih mengenal calon pemimpinnya.

Advertisement

Berdasarkan survei yang dilakukan LIPI, 28,1 persen responden menginginkan jumlah partai tiga, dan 21,1 persen menginginkan jumlah partai lima. Sisanya yang menginginkan jumlah partai lebih sedikit atau lebih banyak dari itu jumlahnya tidak mencapai enam persen. “Secara logika partai politik yang lebih sedikit memungkinkan publik untuk lebih mengenal calon pemimpinnya. Sekarang ini jangankan menghapal nama pemimpin partai politik, untuk menghapal nama-nama partai politik saja sudah membuat sakit kepala,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif