News
Kamis, 12 Desember 2013 - 14:55 WIB

Pendidikan di Indonesia Belum Sejahterakan Bangsa

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) mewisuda 38 lulusan magister (S2), Rabu (11/12/2013). JIBI/Harian JogjaAbdul Hamied Razak)

Harianjogja.com, JOGJA-Proses pendidikan di Indonesia dinilai belum mampu mensejahterakan bangsa. Pasalnya, angka kemiskinan penduduk di Indonesia masih tinggi. Untuk itu, proses pendidikan baik kurikulum maupun metode pembelajarannya, mendesak untuk dibenahi.

Koordinator Kopertis Wilayah V, Bambang Supriyadi mengatakan, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup tinggi. Hingga Maret 2013, penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,07 juta orang atau sekitar 11,37% dari total penduduk Indonesia. Jumlah ini hanya berkurang sedikit dari periode yang sama pada Maret 2012 sebanyak 28,59 juta orang atau 11,66%.

Advertisement

“Ini menunjukkan, pendidikan belum mampu mensejahterakan bangsa secara keseluruhan,” ujar Bambang dalam pidato ilmiah pada wisuda 38 lulusan magister (S2) Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), Rabu (11/12/2013).

Permasalahan tersebut, lanjut Bambang, pada satu sisi disebabkan kualitas guru yang masih rendah. Menurut dia, banyak guru yang belum memiliki profesionalitas memadai untuk menjalankan tugasnya sesuai Pasal 39 Undang-undang (UU) No.20/2003. Yakni, merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil pembelajaran serta melakukan pembimbingan, pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Sementara Rektor UPY, Prof. Buchory mengungkapkan, para sarjana dan magister harus mampu mengembangkan diri dalam menghadapi tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga mereka dapat mengabdikan diri untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. “Lulusan S2 perlu mengembangkan diri agar dapat menunjukkan kualitas diri secara profesional,” harap Buchory.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif