News
Jumat, 8 April 2022 - 01:48 WIB

Pendeta Joshua: Saifuddin Ibrahim Tidak Mewakili Kekristenan

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pendeta Joshua Tewuh (Youtube)

Solopos.com, JAKARTA — Pendeta Joshua Tewuh mengecam tindakan Saifuddin Ibrahim yang meminta 300 ayat Alquran dihapus karena menjadi sumber kekerasan.

Menurut Joshua Tewuh, tindakan Saifuddin Ibrahim itu sebagai bentuk penistaan agama dan tidak mewakili kekristenan di Indonesia.

Advertisement

“Dia tidak mewakili kekristenan di Indonesia, dia mewakili pribadinya. Jadi tindakannya meminta 300 ayat Alquran dihapus itu menurut saya memang penistaan agama,” ujar Joshua Tewuh seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube Kalam Kudus, Kamis (7/4/2022).

Baca Juga: Romo Benny: Lecehkan Islam, Tangkap Segera Saifuddin Ibrahim!

Advertisement

Baca Juga: Romo Benny: Lecehkan Islam, Tangkap Segera Saifuddin Ibrahim!

Tak hanya menyerang umat Islam, Pendeta Saifuddin Ibrahim yang kini menjadi buronan Polri ternyata juga berseteru dengan koleganya sesama pendeta.

Saifuddin Ibrahim terlibat perang terbuka di dunia maya dengan sejumlah pendeta antara lain Pendeta Joshua Tewuh, Risuli Lubis dan Henry Tan Dianta.

Advertisement

Saifuddin membuat konten video yang diunggah di kanal Youtubenya dan menyerang Joshua Tewuh.

Saifuddin menuding Joshua Tewuh melarikan uang donasi senilai Rp200 juta yang sebenarnya diperuntukkan Muhammad Kace yang kini dipenjara karena kasus penistaan agama Islam.

Baca Juga: Tinggal di AS, Saifuddin Ibrahim: Kalau Pulang Saya Habis!

Advertisement

Konten Youtube Saifuddin itu membuat berang Joshua Tewuh. Joshua Tewuh bahkan mendesak Polri segera menangkap Saifuddin karena melecehkan agama Islam dan membuat kekacauan.

“Tidak sama lho penginjilan dengan menjelekkan agama lamanya. Menjelek-jelekkan agama lain itu bukan penginjilan. Penginjilan itu memberikan kabar baik, dengan cara yang baik, dengan materi yang terbaik dalam penyajiannya. Bagi saya apa yang dilakukan Saifuddin Ibrahim ini bukan penginjilan,” tegas pendeta yang tinggal di Kalibata City, Jakarta itu.

Secara tegas Joshua mengatakan apa yang dilakukan Saifuddin Ibrahim itu sebagai bentuk penistaan terhadap agama Islam. Ucapan Saifuddin agar Menteri Agama menghapus 300 ayat Alquran, tudingan bahwa haji dan umrah hanya buang-buang devisa merupakan pelecehan agama.

Advertisement

“Kalau jadi kristen, jadilah kristen yang baik, pelajari Alkitab. Tidak perlu menjelek-jelekkan agama lama. Saya sendiri jika agama saya dihina juga marah. Misalnya dulu Abdul Shomad mengatakan jin pakai salib saya marah. Saya mendesak Kapolri menangkap Abdul Shomad,” ujar mantan anggota sinode di Gereja Bethel Indonesia (GBI) itu.

Baca Juga: Dari Amerika Serikat, Saifuddin Ibrahim Sebut Hakim Indonesia Bodoh

Joshua yang sebelumnya adalah guru spiritual Saifuddin Ibrahim meminta mantan anak didiknya itu untuk bertobat. Menurutnya, apa yang dilakukan Saifuddin memecah belah persatuan umat beragama di Indonesia.

“Yang kamu lakukan itu membahayakan lho, bukan kepada dirimu saja tapi juga ke banyak orang. Bisa memicu konflik horisonal. Kamu enak sudah kabur ke Amerika Serikat, kami di sini yang susah. Kamu sengaja provokasi umat Islam, kami yang kena getahnya. Anda kesetanan,” katanya.

Baca Juga: Ditetapkan Tersangka, Kapan Saifuddin Ibrahim Ditangkap?

Pendeta Henry Tan Dianta sependapat dengan Joshua Tewuh. Menurutnya, Saifuddin memainkan isu-isu agama demi mendapatkan uang.

“Sejak dulu dia itu mikirnya uang. Apa-apa uang. Apa-apa jadi uang. Dulu saat saya tengok di penjara, kata-kata pertamanya ‘Pak Pendeta, adakah donasi untuk saya’. Ini bener, saya mengalami sendiri,” ujar Henry Tan.

Pada 2018, Saifuddin Ibrahim dipenjara empat tahun karena menistakan agama Islam. Saifuddin menulis di laman Facebooknya dengan menuding Nabi Muhammad SAW sebagai raja cabul karena menikahi anak umur enam tahun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif