News
Minggu, 12 Februari 2012 - 17:19 WIB

PENDERITA KATARAK Di Jateng Capai 160.000 Orang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DEMAK--Penderita penyakit katarak di Jateng diperkirakan mencapai 160.000 orang. Bila tak segera ditangani bisa menyebabkan kebutaan. Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jateng, dr Fifin Luthfia Rahmi, MS SpM, mengatakan penderita katarak kebanyakan usia 40 tahun ke atas.

“Penderita katarak di Jateng sebagian besar masyarakat kurang mampu,” katanya di sela operasi katarak gratis yang digelar Djarum Foundition bhakti sosial di Puskesmas I Karangawen, Demak, Sabtu (11/2/2012).

Advertisement

Pada kegiatan itu dilakukan operasi katarak kepada 28 warga kurang mampu, serta penyerahan alat operasi katarak modern merek Phico dari Djarum Foundation senilai Rp500 juta. Lebih lanjut dr Fifin menyatakan, bila tak segera dilakukan operasi terhadap para penderita katarak tersebut dikhawatirkan bisa terjadi kebutaan permanen.

Sedang kemampuan Perdami Jateng setiap tahun masih terbatas yakni, hanya mampu melakukan operasi antara 6.000 sampai 7.000 penderita katarak, karena keterbatasan dana. Biaya operasi katarak, sambung dia agak mahal bisa mencapai Rp8 juta, tapi bagi warga miskin sebenarnya bisa gratis melalui Jamkesmas dan Jamkesda.

“Peran perusahaan swasta melalui program corporate social responsibility (CSR) sangat membantu,” ujarnya.

Advertisement

Penyakit katarak, jelas dr Fifin bisa diminimalisasi dengan cara mengurangi paparan secara langsung sinar ultra violet dari matahari, serta banyak mengkonsumi buah dan sayuran. Penyakit katarak karena tejadi kekeringan lensa mata akibat pengapuran sehingga lensa tak vokus menyebabkan pandangan menjadi kabur, tak bisa jelas.

”Melalui operasi ringan penyakit katarak bisa disembuhkan. Tingkat keberhasilannya mencapai 96%,” tandasnya.

Dia menambahkan berterima kasih atas bantauan alat operasi katarak modern, Phico dari Djarum Foundation, sebab bisa mempersingkat waktu operasi. “Bila operasi secara manual memerlukan waktu sampai 30 menit, dengan alat Phico hanya 15 menit sudah rampung,” ujar Fifin.

Advertisement

Kepala Puskesmas I Karangawen, Demak, Slamet Widodo, menyatakan banyak masyarakat desa yang kebanyakan petani tahu kalau menderita katarak.

“Tahunya setelah parah. Sebenarnya ada 89 warga yang mendaftar untuk operasi katarak ini, tapi setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan hanya 28 yang bisa ikut operasi,” jelas dia.

Corporate Communication Djarum Foundation bakti sosial, Bintang MM Aurelvina, menyatakan pada tahun 2012 mentargetkan melakukan operasi katarak gratis kepada 600 orang penderita. “Kegiatan tersebar di beberapa tempat selain Demak, Jepara, Cepu, Grobogan, Kudus, dan Rembang,” ujar dia.

(JIBI/SOLOPOS/Insetyonoto)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif