News
Kamis, 28 Mei 2015 - 20:55 WIB

PENDAKI JATUH KE KAWAH MERAPI : Jangan ke Puncak! Ribuan Warga Lereng Merapi Taruhannya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Pendaki jatuh ke kawah Merapi menjadi peringatan bagi siapapun untuk tidak mencapai puncak gunung itu.

Solopos.com, SOLO — Nama Tim SAR Barameru terdongkrak naik setelah mengevakuasi Eri Yunanto, korban tewas di kawah merapi, Sabtu (19/5/2015) lalu. Agar tidak terjadi hal serupa, anggota SAR Barameru, Bakat Setiawan alias Lahar membagi tips mendaki gunung.

Advertisement

Puncak Merapi menjadi tempat terakhir Eri Yunanto menikmati puncak gunung. Sebab, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogja (UAJY) itu terpeleset dan jatuh 175 meter ke dalam kawah Merapi yang suhunya dapat mencapai 160 derajat C.

Kepada Solopos FM, Kamis (28/5/2015), Lahar mengatakan jatuhnya korban ke kawah Merapi adalah kesalahan korban yang tidak mematuhi aturan pendakian. Pria asal Cepogo, Boyolali, itu menegaskan kawah Merapi adalah zona terlarang.

“Kawasan puncak Merapi itu terlarang, sama sekali enggak boleh didatangi kecuali dengan izin khusus. Selain daerahnya rawan longsor, di sana banyak alat penting pemantau aktivitas merapi,” tutur Lahar.

Advertisement

Lahar menyebut larangan puncak Merapi yang dilanggar almarhun Eri dan rombongannya itu sebenarnya telah terpampang jelas di beberapa lokasi, yakni di Pos Pendaftaran, Pos New Selo dan Pos Pasar Bubrah. “Jangan naik ke puncak. Kalau Anda terjatuh, tim rescue juga enggan menolong Anda,” ungkap Lahar mengenai isi larangan tersebut.

Pria yang sebelumnya bertugas di Tim Dapur Barameru itu juga membagi tips mendaki gunung dengan aman. Hal utama yang wajib diperhatikan pendaki sebelum naik gunung adalah persiapan dan mengenal peralatan pendakian.

“Jangan modal nekat! Semua pendaki wajib tahu standard operational (SOP), mengenal alat navigasi, mengenal peralatan survivor dan mempelajari cara survive,” beber pria berpawakan kurus-tinggi itu.

Advertisement

“Di gunung banyak zona yang bebas dieksplorasi semua pendaki. Tapi ingat, jangan sampai masuk ke zona yang salah,” imbuhnya.

Lahar berpendapat aktivitas mendaki gunung saat ini sudah berubah menjadi gaya hidup. Banyak pendaki yang muncak hanya untuk berfoto selfie dan sekadar pamer di media sosial. Sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan persiapan dan pengetahuan dasar yang matang.

Selain membagi tips mendaki gunung, Lahar juga mengingatkan jalur pendakian Gunung Merapi masih ditutup hingga 15 Juni 2015. “Bukannya kami melarang menikmati anugerah Sang Pencipta, tapi di sana ada banyak peralatan dipasang untuk memantau aktivitas Merapi. Jadi, taruhannya ribuan warga yang tinggal di lereng Merapi,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif