SOLOPOS.COM - Tim SAR menurunkan korban di area pasiran Gunung Merapi, Selasa (19/5/2015), pukul 12.50 WIB. (Twitter @BPPTKG)
Pendaki jatuh ke kawah Merapi telah berhasil dievakuasi dan dibawa turun.
Solopos.com, BOYOLALI – Proses evakuasi jenazah Eri Yunanto, 21, pendaki yang jatuh ke kawah Merapi menorehkan kisah unik tentang aksi penyelamatan yang langka terjadi.
Seperti dilaporkan wartawan solopostv, Oriza Vilosa, anggota Staf Tim Pencarian dan Evakuasi SAR Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), Irwan Santoso, dalam jumpa pers di kawasan New Selo Boyolali, Selasa (19/5/2015) siang, mengatakan operasi rescue semacam ini memerlukan keahlian khusus yang dikuasai oleh anggota tim SAR lokal.
Irwan mengatakan dua anggota Tim SAR Barameru, yakni Lahar dan Indro, merupakan dua orang yang “mengeksekusi” proses evakuasi jenazah korban dari kawah. Mereka membawa jenazah korban dari kawah.
“Dengan dipandu menggunakan peralatan Basarnas, mereka berhasil membawa jenazah korban dengan sistem hauling [dari kawah] ke atas,” kata dia.
Kepala Kantor Basarnas Jawa Tengah (Jateng), Agus Haryanto, mengatakan mengakui ini kasus unik karena korban jatuh di tebing kawah yang dalam sehingga hanya bisa dilakukan evakuasi secara vertikal oleh tim SAR.
“Kami mengusulkan pemberian reward dari basarnas bagi tim SAR yang berhasil mengevakuasi korban dengan taruhan nyawa,” kata dia. (baca: Kisah Tim SAR Evakuasi Eri Yunanto: Suhu Kawah Hingga Kekurangan Air)
Pada bagian lain, Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, mengatakan tragedi terjatuhnya Eri ke kawah Merapi menjadi perhatian serius. Meski demikian, ia mengakui tak mudah untuk melarang para pendaki naik hingga ke puncak Merapi.
Apalagi, kata dia, jumlah personel yang berjaga di posko pendakian terbatas sehingga kesulitan memantau seluruh pendaki. “Semua pihak harus duduk bersama untuk menemukan solusi atas persoalan itu,” kata dia.