News
Kamis, 3 Desember 2015 - 15:03 WIB

PENCATUTAN NAMA JOKOWI : Setya Sudah Minta Ketemu Bos Freeport Sejak Lama, Ini Kronologinya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah haul truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9/2015). (Antara)

Pencatutan nama Jokowi-JK di pertemuan antara Setya Novanto, Riza Chalid, dan Presdir Freeport Indonesia, kembali dibeberkan.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, akhirnya bersaksi di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Kamis (3/12/2015) siang. Maroef mengungkapkan secara lengkap kronologi pertemuan dengan Ketua DPR dan Riza Chalid hingga perekaman.

Advertisement

Maroef mengakui Ketua DPR Setya Novanto sudah lama menyampaikan keinginan bertemu dengannya sejak lama. Bahkan, sejak awal menjabat menjadi Presdir Freeport Indonesia, Januari 2015 lalu, Maroef sudah mendapat ajakan untuk bertemu dengan Setya.

“Permintaan juga datang melalui salah satu Komisaris Freeport, Marzuki Darusman, supaya bertemu Ketua DPR. Saat saya jadi Wakil Kepala BIN, saya sudah pernah diminta bertemu. Waktu itu dia masih di Fraksi Golkar, dia meminta bertemu saya,” beber Maroef di MKD.

Meski Setya Novanto yang ingin bertemu, Maroef mengakui mendahului pertemuan itu dengan alasan kesopanan mengingat posisi Setya sebagai pimpinan lembaga negara. Maroef melakukan courtesy visit ke beberapa pimpinan lembaga, yaitu Ketua DPR, Ketua DPD, dan Ketua MPR.

Advertisement

Pertemuan itu berlangsung secara resmi (official), yaitu dihadiri Maroef dan ketua lembaga berikut staf masing-masing. Namun saat bertemu dengan Ketua DPR, situasinya agak berbeda. “[pertemuan dengan] Ketua DPR kalau tak salah April 2015. Salah satu staf Ketua DPR menyampaikan ke saya, melalui istri saya, yang bisa masuk hanya presdir, staf tak boleh masuk.”

Saat itu, Maroef mengaku hanya membawakan whitesheet berisi profil Freeport Indonesia, masalah, dan profit perusahaan tambang itu. Pertemuan berlangsung 40 menit dan belum terjadi apa-apa hingga menjelang akhir. “Menjelang akhir, Bapak Ketua DPR bilang, ‘Pak Maroef kita ketemu lagi ya, kita ngopi-ngopi.’ Saya bilang siap. [Setya bilang] ‘Saya akan kenalkan kawan saya.’ Tapi saya tidak tanya.”

Awal Mei 2015, sebuah SMS dari Setya Novanto masuk ke HP Maroef Sjamsoeddin yang isinya singkat, “bisa saya call?” Membaca SMS itu, Maroef berinisiatif menelepon balik untuk menanyakan apa maksud pesan itu. Setya menjawab, “kapan kita bisa bertemu lebih lanjut?”

Advertisement

Pertemuan kedua pun dilakukan dan diatur oleh staf Setya Novanto. Lokasinya di Hotel Ritz Carlton Jakarta lantai 21 pada 13 Mei 2015. “Staf Pak Setya bernama Dina, dan staf saya bernama Tedi.”

Maroef mengaku datang terlambat saat itu. Datang dengan dijemput ajudan Setya bernama Edison, Maroef masuk ke sebuah meeting room di lantai 21. Itulah kali pertama dia bertemu dengan pengusaha yang hendak diperkenalkan Setya Novanto bernama Riza Chalid. “Ini kawan saya pak maroef, namanya Riza Chalid,” kata Setya.

Pertemuan itu berlangsung santai dengan beberapa pembahasan. Namun intinya, pertemuan 1 jam itu awalnya membahas bisnis yang bisa di buka di area Freeport. Maroef hanya menyampaikan kriteria-kriteria bisnis di Freeport. “Yaitu quality control, quantity control, dan post control, maksudnya ada harga yang kompetitif. Selama bisa terpenuhi dan fair, silakan berbisnis.”

Namun pembicaraan mulai merembet ke kontrak Freeport, smelter, dan negosiasi perpanjangan kontrak, namun hanya berlangsung sekilas. Pertemuan berlanjut dan kali ini berawal dari sebuah percakapan SMS antara Riza Chalid dan Maroef. Pertemuan ketiga inilah yang direkam oleh Maroef dengan ponselnya sendiri dan kini menyebar ke publik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif