News
Selasa, 17 Januari 2023 - 11:56 WIB

Penanganan Stunting, Jokowi Minta Bayi Tidak Diberi Biskuit dan Bubur Instan

Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato saat membuka Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia di Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/12/2023). (Tangkapan layar siaran langsung Sekretariat Presiden)

Solopos.com, SOLOPresiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepala daerah memberi perhatian khusus pada masalah stunting. Hal itu disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) se-Indonesia di Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).

Pantauan Solopos.com atas pidato Jokowi yang disiarkan langsung Sekretariat Presiden melalui Youtube, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia memiliki bonus demografi yang puncaknya terjadi pada 2030-2035. Jika sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air tidak memiliki intelejensi yang baik, produktivitas baik, hal itu bakal menjadi beban yang besar bagi negara. Oleh karena itu penyelesaian stunting harus menjadi target penyelesaian masalah SDM.

Advertisement

“Pada 2013 [prevalensi stunting] masih 37%. Tahun 2021 sudah berada pada 24%. Pada 2022 kira-kira berada di angka 21%. Turun drastis memang. Tapi, pada 2024 target kita [stunting] harus berada di bawah 14%,” ucap Jokowi.

Menurut dia, hal tersebut bukan hal yang mudah. Namun, dia meyakini jika kerja keras seluruh pihak seperti dilakukan saat menanganani pandemi Covid-19 (kerja total dari ketua RT hingga gubernur) target bisa dicapai.

Kepala Negara menginformasikan penyumbang stunting sebesar 23% berasal pada tahap bayi belum lahir/masih dalam kandungan. Dia mengingatkan agar kepala daerah dan BKKBN terus menekankan soal gizi pada ibu hamil dan memastikan mereka tidak mengalami anemia karena kurang zat besi.

Advertisement

Kemudian, 37% penyumbang stunting berasal ketika bayi sudah lahir dengan usia hingga dua tahun.

“Saya ingatkan pada saat intervensi masa kritis, intervensi jangan diberikan makanan yang namanya ultraproses, biskuit, bubur instan, hati-hati. Ini banyak dilakukan, ini keliru lo,” kata Presiden.

Dia menjelaskan pentingnya pemberian protein hewani yang mengandung tinggi zat besi kepada bayi, bahkan sebelum bayi lahir.

Advertisement

Ia meminta kepada posyandu dan puskesmas untuk aktif membantu calon ibu dan ibu yang memiliki balita tentang pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan. Jika bayi terindikasi mengalami stunting, Presiden Jokowi menegaskan agar tidak memberikan biskuit dan bubur instan sebagai makanan pendamping ASI.

“Ati ayam, telor, nasi, ini kita harus ngerti. Kalau enggak ngerti, bagaimana bisa kita mengintervensi. Sekali lagi, makanan alami itu akan semakin baik,” kata Jokowi pula.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif