News
Jumat, 15 Juli 2022 - 19:59 WIB

Pemisahan Penumpang Angkot di Jakarta Urung Dilakukan

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Penumpang berada di dalam angkutan umum di Tanah Abang, Jakarta, Kamis (14/7/2022). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa)

Solopos.com, JAKARTA — Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana menerapkan pemisahan penumpang pria dan wanita di dalam angkot guna mencegah potensi terjadinya pelecehan seksual.

Pemisahan juga sebagai respons terhadap kasus pelecehan seksual yang beberapa waktu lalu terjadi dalam angkot M44 di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Advertisement

Penumpang wanita akan duduk di barisan tempat duduk sebelah kiri dan penumpang pria di sebelah kanan.

Meski demikian, kebijakan pemisahan penumpang tersebut belum diterapkan karena menuai protes dari sejumlah kalangan.

Advertisement

Meski demikian, kebijakan pemisahan penumpang tersebut belum diterapkan karena menuai protes dari sejumlah kalangan.

Baca Juga: Komnas PA: Tuntutan Julianto Eka Kado Peringatan Hari Anak Nasional

Sebagai penggantinya, Pemprov DKI menyiapkan pembentukan Pos Sapa (Sahabat Perempuan dan Anak) di moda transportasi melalui nomor aduan 112.

Advertisement

Pemprov DKI memasang CCTV atau kamera pengawas di berbagai stasiun, halte, terminal, dan kendaraan umum untuk mendeteksi sekaligus mengurangi potensi gangguan tersebut.

Baca Juga: Pelecehan Seksual di Angkot, Kaum Hawa Hati-Hati Ini Modusnya

“Mempertimbangkan kondisi yang ada di dalam masyarakat terhadap pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan di dalam angkot, saat ini belum dapat dilaksanakan,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo di Jakarta, belum lama ini.

Advertisement

Baca Juga: Aktivis PMII Korban Pelecehan Sopir Angkot di Semarang Kesulitan Lapor Polisi

“Direncanakan ke depan Pos Sapa akan terus ditambahkan termasuk menjangkau layanan angkot,” sambung Syafrin seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Selain itu, pengemudi angkutan umum yang tergabung dalam program Jaklingko sudah dilakukan pendidikan dan pelatihan yang di dalamnya memuat kurikulum layanan prima termasuk penanganan dan cara bertindak dalam menghadapi keadaan darurat.

Advertisement

Pemasangan CCTV atau kamera pengawas di berbagai stasiun, halte, terminal dan kendaraan umum juga sedang dilakukan, untuk mendeteksi sekaligus mengurangi potensi gangguan tersebut.

Baca Juga: Antisipasi pemerkosaan, patroli jam malam jadi solusi

Nantinya, melalui sistem tiket terintegrasi Jaklingko akan melakukan penerapan konsep pengenalan wajah yang diyakini akan meningkatkan rasa nyaman para penumpang, terutama perempuan dan anak-anak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif