News
Minggu, 9 Juni 2013 - 13:00 WIB

PEMILU 2014 : Sultan HB X Pesimistis Pemilu Jujur-Adil

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sri Sultan Hamengku Buwono X (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Sri Sultan Hamengku Buwono X (JIBI/SOLOPOS/Antara)

KULONPROGO—Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengaku pesismistis Pemilu 2014 bisa berlangsung secara bersih, jujur, dan adil.

Advertisement

Kekhawatiran Sultan didasari kenyataan atas semakin jauhnya realita politik dengan garis ideal. “Ada lintasan abu-abu, bahkan wilayah hitam,” nilai Sultan di hadapan wartawan di Kulonprogo, Sabtu (8/6/2013).

Wujud paling nyata adalah sikap apatis rakyat menyikapi Pemilu 2014. Para calon pemilih pada umumnya menganggap pemilu sebagai giliran mereka mendapatkan uang dari para politisi. Pemilu memang bakal menelan biaya ratusan miliar rupiah dari uang rakyat dalam APBN, dan pasti lebih besar lagi yang dikeluarkan dari kas partai serta kantong calon anggota lembaga legislatif.

Jika semua pihak yang terlibat dalam pemilu lebih menonjolkan logika demi mencapai kepentingan kelompok dan politik pragmatis, Sultan meyakini semakin besar potensi pemilu tak bersih, jujur, dan adil. Kondisi itu diakuinya sangat berpotensi menghadirkan kerawanan dan ancaman. Terlebih lagi, imbuhnya, Pemilu 2014 bakal diikuti banyaknya partai politik.

Advertisement

Idealnya, tutur Sultan, Pemilu 2014 nanti harus berjalan lengkap dengan segala atribut demokrasi ideal, seperti bersih dari politik uang, diselenggarakan dengan jujur, tanpa cacat, baik selama proses persiapan maupun pelaksanaannya. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang No 2/2011 tentang Partai Politik yang mengatur prinsip penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik bagi partai politik. Beberapa prinsip yang tercantum, antara lain transparasi, demokratis, adil, akuntabel dan berbudaya hukum.

Namun, hal itu diakuinya sulit tercapai. “Setiap caleg mengakui, tidak mudah berkampanye untuk mengumpulkan suara dukungan ketika langsung dihadapkan pada keraguan. Bahkan ketidaksukaan rakyat pada partai dan politisi,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif