News
Rabu, 12 Maret 2014 - 00:45 WIB

PEMILU 2014 : Posko PDIP Dirusak, Spanduk Caleg Dibakar

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tindak anarkistis (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, JOGJA – Posko PDI Perjuangan di Jl. Ki Mangunsarkoro, Gunungketur, Pakulaman, Kota Jogja, Selasa (11/3/2014) dini hari, dirusak. Akibatnya, pintu rusak dan spanduk nyaris terbakar. Sore harinya, pelaku yang ternyata simpatisan PDIP menyerahkan diri.

Informasi yang dihimpun Harian Jogja (Grup Solopos) mengatakan perusakan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB di Posko PDIP saat pemilik rumah Tris Haryadi dan penghuni lain rumah itu pergi. Tanpa sebab yang jelas sejumlah orang masuk ke lokasi dengan jalan membuka pintu secara paksa. Pelaku lantas masuk sebentar dan meninggalkan lokasi seraya membakar sebuah spanduk calon anggota legislatif (caleg) DPRD kota dan Caleg DPRD provinsi.

Advertisement

Beruntung api tidak membesar dan mati dengan sendirinya.“Kira-kira ada lima orang pelaku dengan menggunakan sebuah mobil,” ungkap Dwi Saryono salah seorang caleg PDIP kepada Harian Jogja, Selasa.

Atas kejadian tersebut, pemilik rumah Tris Haryadi dengan didampingi Dwi Saryono melaporkan kejadian itu ke Polsekta Pakualaman pada siang harinya. Aksi perusakan itu langsung diendus oleh polisi. Pelaku, Selasa sore, langsung menyerahkan diri ke kantor polisi.

Kapolsek Pakualaman, Kompol Wandi mengatakan, pelaku bernama Tri Kuncoro alias Bagong yang juga simpatisan PDIP dan sudah cukup lama mengenal pemilik rumah. Pelaku yang beralamat di Sorosutan Umbulharjo tersebut tidak berniat merusak posko. Aksi itu ia lakukan karena masalah pribadi, bukan masalah partai.

Advertisement

“Urusan pribadi, dia nyari pemilik rumah. Karena enggak ketemu jengkel, keluar sambil menyeroboti spanduk parpol dan lainnya. Bukan merusak posko, alat peraga saja,” kata Kompol Wandi di Mapolsek Pakualaman, Selasa sore. Dua orang lain yang saat itu bersama pelaku tidak ikut masuk atau merusak.

Kasus tersebut, kata Wandi, diselesaikan secara kekeluargaan di kantor polisi. Mediasi dilakukan dengan mempertemukan tokoh-tokoh warga dan juga PDIP.

Laporan ke polisi pun kemudian dicabut pelapor karena sanggup menyelesaikan kasus itu secara kekeluargaan. Aksi perusakan alat peraga kampanye juga tidak jadi dilaporkan ke panwaslu karena semua sudah diselesaikan.

Advertisement

Selama pemeriksaan berlangsung, massa PDIP nampak berkumpul di Mapolsek Pakualaman sehingga ke tempat itu sempat didatangkan tambahan satu truk aparat untuk mengamankan situasi.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif