News
Rabu, 4 Desember 2013 - 15:31 WIB

PEMILU 2014 : Gerindra Jateng Tuding Kepala Daerah Lakukan Intimidasi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO — Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Tengah (Jateng), Sriyanto Saputro, menginstruksikan jajaran kader partai berlambang kepala Garuda itu supaya tidak takut menghadapi berbagai intimidasi dari kepala daerah masing-masing.
Dia meminta kader Partai Gerindra berani tampil di tengah masyarakat untuk menyampaikan program, misi dan visi.

Pernyataan itu disampaikan Sriyanto saat ditemui wartawan di sela-sela Rapat Kerja Cabang (Rakercab) DPC Partai Gerindra Sukoharjo, Rabu (4/12/2013) siang. Pernyataan Sriyanto menanggapi semakin menghangatnya tensi politik di Jateng, termasuk Sukoharjo.

Advertisement

“Ada resistensi dari kepala daerah saya kira wajar, tapi tidak perlu pesimistis. Kendati jabatan gubernur [Jateng] sudah dipegang parpol tetangga, tapi buktinya tetap saja mereka kalah dalam Pilkada Karanganyar. Jadi tidak perlu takut,” katanya.

Dia menjelaskan saat ini masyarakat sudah semakin cerdas. Menurutnya, yang dibutuhkan bukan lagi tindakan main tekan dan menakut-nakuti pihak lain, adu strategi dan kecerdasan untuk mendapatkan simpati masyarakat. “Ditekan dan ditakut-takuti seperti apa, masyarakat bisa menilai yang baik,” imbuhnya.

Sriyanto menuturkan, indikasi praktik intimidasi dan tekanan kepada para kader Gerindra juga terjadi di Kota Makmur. Dia mengaku juga mendapatkan laporan adanya intervensi partai politik (parpol) kepada jajaran birokrat Kabupaten Sukoharjo. Terkait hal itu, menurut dia, DPD Gerindra akan memposisikan diri sebagai pihak pengawas.

Advertisement

Alasannya, Sriyanto menerangkan, secara aturan, pegawai negeri sipil (PNS) tidak boleh terbilat politik praktis. Kendati mengaku telah mengantongi bukti berpihaknya birokrat Kota Makmur, dia menyatakan tidak akan mengadukan hal itu kepada lembaga berwenang. “Sebab camat dan lurah tidak bisa mengkondisikan semua warga,” tandasnya.

Terpisah, Ketua DPC Gerindra Sukoharjo, Titik Suprapti, mengakui adanya tekanan, intimidasi dan upaya politisasi birokrat dari kepala daerah. Hal itu menurutnya sudah menjadi pengetahuan bersama masyarakat Kota Makmur.

Namun Titik menyatakan jajaran kadernya tidak takut menghadapi manuver tidak sehat tersebut. Lebih lanjut dia menargetkan lima kursi DPRD Sukoharjo dalam Pileg 2014 mendatang. “Kami optimistis bisa. Dasarnya kapasitas caleg dan kinerja partai,” terang dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif