News
Rabu, 3 Februari 2010 - 19:17 WIB

Pemerintah 'buang' produk China ke Indonesia Timur

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta–
Pemerintah berencana ‘membuang’ produk China ke wilayah Indonesia Timur demi menekan laju inflasi di wilayah itu.

Demikian disampaikan Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Eddy Putra Irawady di sela acara diskusi panel mengenai ASEAN-China FTA bertajuk “Jangan Takut Berunding dengan China” di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/2).

Advertisement

“Elektronik, makanan, sepatu itu yang diimpor dari China. Padahal, di daerah timur itu inflasi terhadap barang-barang itu, jadi kenapa barang-barang murah masuknya nggak ke situ. Ini yang akan kita bahas sore ini,” ujarnya.

Menurut Eddy, kondisi saat ini terjadinya penumpukan barang di pulau Jawa. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan reorientasi wilayah tujuan produk-produk impor China.

“Yang terjadi saat ini kan terjadi penumpukan di Jawa sehingga daerah lain mudah diserbu impor. Karena itu, kita perlu dilakukan reorientasi,” tegasnya.

Advertisement

Namun, Eddy menyatakan rencana tersebut tidak serta-merta bisa dilaksanakan karena harus melihat kesiapan pelabuhan di wilayah Indonesia Timur tersebut. Walaupun saat ini, sudah ada beberapa pelabuhan yang mengajukan diri sebagai pintu masuk produk China tersebut. Seperti, lanjut Eddy, pelabuhan Tarakan, Balikpapan, dan Sulawesi Selatan.

“Kalau kita arahkan ke timur, kita lihat kesiapan pelabuhan mereka, bakal banyak penyelundupan nggak? Makanya kita tanya pihak bea cukai,” jelasnya.

Eddy mengakui produk-produk China memiliki kualitas yang kurang bagus. Namun memang, harga murah produk negara Tirai Bambu ini belum bisa disaingi negara lain termasuk Indonesia.

Advertisement

“Kita kan yang penting murah, produk China itu kan bukan semuanya dari China, ada yang dari Australia, ada yang mau kadaluarsa, kita kan pembuangan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Eddy menyatakan diperlukan diversifikasi dan pengelompokkan jenis barang impor sebagai manajemen risiko dan menjaga asumsi ekonomi makro.

“Bagaimana pengawasan barang impor yang masuk dapat diawasi dengan lebih ketat dan tingkat inflasi di daerah akan dapat lebih ditekan karena adanya diversifikasi penyebaran barang impor,” tukas Eddy.

dtc/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif