“Cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun depan, karena itu sasaran rakor adalah untuk mengatasi dampak iklim dan cuaca ekstrim yang belakangan ini sudah dirasakan oleh masyarakat luas,” kata Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono, di Jakarta, Senin (4/10).
Usai memimpin rapat koordinasi (Rakor) tentang antisipasi terhadap iklim dan cuaca ekstrim di kantor Kemenkokesra, Agung mengatakan, tujuan rakor juga untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh masing-masing kementerian atau lembaga terkait.
Menurut dia, kondisi Indonesia selain memiliki keunggulan stratgis juga rentan terhadap bencana alam yang disebabkan fenomena cuaca dan iklim ekstrim serta gempa bumi.
Berdasarkan hasil kajian panel antarpemerintah mengenai iklim, aktivitas manusia merupakan penyebab meningkatnya suhu global yang memicu perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola curah hujan, cuaca lebih ekstrim, naiknya paras air laut, bencana kekeringan, badai, banjir, gelombang panas dan kebakaran hutan secara luas.
“Cuaca ekstrim dan perubahan pola curah hujan bisa berdampak pada gagal panen dan menyebabkan rawan pangan, gelombang tinggi yang membahayakan nelayan, banjir dan lain sebagainya,” jelasnya.
“Hal tersebut jika tidak segera diantisipasi akan menimbulkan kerawanan sosial,” tegasnya.
ant/rif