SOLOPOS.COM - Ilustrasi mesin ATM (JIBI/Dok)
Solopos.com, SOLO– Didik Agung Gunawan, warga Mojosongo Solo ditangkap polisi. Didik membobol Rp21 miliar di bank. Namun, dia belum sempat menikmati hasil aksinya itu, dia ditangkap polisi.
Pada 10 April pukul 23.30 WIB hingga 11 April pukul 16.00 WIB, Didik melakukan aksinya. Polisi yang mendapat laporan segera memblokir rekening yang sudah dialirkan ke beberapa bank. Uang sebanyak itu belum sempat dicairkan.
Polisi bergerak dan menggeledah rumah Didik. Didik pun ditangkap. Ditemukan enam unit mesin electronic data capture (EDC) dan 255 kartu kredit di kediaman tersangka, serta catatan gesek tunai. EDC merupakan mesin yang dioperasikan untuk validasi kartu dalam transaksi nontunai.
Penyidik, kata Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Arief Sulistyanto, masih menelusuri registrasi mesin EDC yang ditemukan di rumah Didik. ”Ini akan mengidentifikasi EDC-EDC teregister atas nama siapa dan untuk apa, supaya kita bisa tahu buat apa dia punya EDC,” jelas Arief, Kamis (9/5/2014) di Jakarta.
Pengembangan penyidikan juga mengarah kepada apakah Didik mengetahui kekacauan sistem tersebut secara tidak sengaja atau mengetahuinya dari pihak lain. Tersangka dijerat pasal 81 UU 23/2011 tentang Transfer Dana, Pasal 32 UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Pasal 3 UU 8/2010 tentang pencucian uang.
Dari penyelidikan Bareskrim Polri, terdapat tujuh nasabah yang melakukan transfer atau pengambilan berulang. Setelah diperiksa, keenam orang itu tidak mengetahui dan hanya penasaran kenapa saldo yang mereka debit tidak berkurang satu sen pun.
Sementara itu istri Didik terbebas dari jerat hukum. ”Dari hasil pemeriksaan semua rekening atas nama istrinya itu dioperasikan oleh suaminya,” imbuh Arief.