News
Minggu, 11 Desember 2011 - 15:47 WIB

Pembiayaan konsumtif bank syariah tumbuh pesat

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SOLO AUTO SHOW -- Suasana penyelenggaraan Solo Auto Show di Solo Paragon Mall yang didukung oleh sejumlah bank dan lembaga pembiayaan syariah. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO AUTO SHOW -- Suasana penyelenggaraan Solo Auto Show di Solo Paragon Mall yang didukung oleh sejumlah bank dan lembaga pembiayaan syariah. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO – Pembiayaan konsumtif melalui bank syariah, unit usaha syariah (UUS) atau bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) mulai dilirik. Data Bank Indonesia (BI) Solo menunjukkan nilai pembiayaan syariah tumbuh pesat sampai 109,76% selama setahun terakhir.
Advertisement

Angka pertumbuhan tersebut jauh melebihi pertumbuhan kredit bank konvensional yang hanya 15,96%. Kendati demikian, nilai keduanya masih terpaut jauh. Data BI menyebut kredit konsumtif yang dibiayai bank konvensional menembus angka Rp 7,820 trilian pada akhir Oktober 2011. Sedangkan pembiayan konsumtif bank syariah hanya Rp 719,865 miliar.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Solo, Karsono, mengakui secara umum perkembangan pembiayan syariah memang cukup pesat, khususnya sektor konsumtif. Hal itu, menurutnya, tak lepas dari upaya kalangan perbankan syariah untuk menawarkan pembiayaan yang menarik dan lebih ringan. “Sektor konsumtif memang menjadi target. Terutama pembiayaan otomotif dan KPR,” kata Karsono yang juga Manajer Bank Muamalat Cabang Solo itu, saat dihubungi Espos, Minggu (11/12/2011).

Karsono meyakini hampir semua bank syariah kini berkreasi memberikan paket pembiayaan yang menarik. Bank Muamalat misalnya, mengemas layanan pembiayan konsumtif di unit khusus yakni Al Ijarah Finance. Karsono menjelaskan Al Ijarah berani memberikan keringanan uang muka (DP) pembiayaan otomotif minimal 15%. Rata-rata, bank/lembaga keuangan lain memberikan DP minimal 20%.

Advertisement

Selain itu, lantaran menerapkan prinsip syariah, pihaknya memastikan nilai margin tetap sepanjang jangka waktu alias tenor pembayaran. Sebagai contoh, jika sejak akad disepakati margin bank 9%, maka selama tenor yang telah ditetapkan nilai angsuran tidak berubah. Hal ini berbeda dengan bank/lembaga keuangan lain yang umumnya menerapkan bunga efektif untuk pinjaman sektor konsumtif.

Pesatnya pertumbuhan pembiayaan sektor tersebut, sambung dia, terlihat dari capaian Al Ijarah yang tercatat sebesar Rp 20 miliar sejak efektif beroperasi Juli lalu. Karsono mengaku saat ini pihaknya mempersiapkan diri untuk serius menggarap pembiayaan syariah KPR. “Sebelum-sebelumnya untuk KPR sudah jalan, tapi ini sedang kita godok untuk dipersiapkan lebih baik. Mudah-mudahan di 2012 efektif berjalan,” ujarnya.

Pimpinan BI Solo, Doni P Joewono, mengakui potensi bank syariah, khususnya sektor pembiayaan terbuka lebar. Sebagai langkah untuk mendorong hal itu, mulai Sabtu-Senin (10-19/10/2011), dihelat Solo Auto Show di Solo Paragon Mall, yang melibatkan 17 bank umum syariah/BPRS dan enam diler resmi mobil di Soloraya.

Advertisement

Menurut Doni, agenda tersebut akan menjadi langkah awal untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa bank syariah juga bisa membiayai sektor konsumtif, termasuk otomotif. “Selama ini orang berpikiran kalau mau beli mobil atau KPR ke bank konvensional, padahal bank syariah juga bisa,” kata Doni.

tsa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif