News
Selasa, 19 Maret 2013 - 20:16 WIB

Pemberi Informasi Pendaki Merapi Tewas Menghilang

Redaksi Solopos.com  /  Amiruddin Zuhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Kabar tewasnya pendaki Merapi membuat sejumlah pihak sibuk. Ratusan personel SAR, TNI, BPBD hingga relawan dari DIY, Magelang dan Semarang langsung merapat ke sisi barat Merapi.

Tetapi informasi itu justru simpang siur. Pencarian ke lokasi yang disebutkan juga tidak menemukan korban. Bahkan tanda-tanda ada survival pun tidak tampak.

Advertisement

Bagaimana asal muasal informasi itu muncul? Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang, Joko Sudibyo menuturkan pertama kali dia dengar informasi itu dari wartawan yang bertanya. Setelah dilakukan cek ke lapangan ternyata memang ada kabar tersebut yang beredar di jaringan komunikasi radio komunitas yang menggunakan handy talky.

”Dalam komunikasi itu ada dua orang yang menginformasikan sudah ada di tempat kejadian peristiwa,”kata Joko kepada Harian Jogja melalui jaringan telepon.

Karena sudah ada yang di lokasi maka informasi itupun dianggap A1 alias valid hingga tim penyelamat pun merapat ke posko yang dibuka di Balai Desa Kaliurang,Kecamatan Srumbung, Magelang. Posko dibuka di tempat itu karena jalur pendakian yang digunakan memang jalur Srumbung. Informasi menyebutkan ada tujuh pendaki. Dari jumlah itu satu orang dikabarkan meninggal, satu koma dan empat hilang.  Mereka rombongan dari SMA N 5 Semarang. Korban tewas disebutkan bernama Anisa Wulandari,

Advertisement

Namun pencarian yang dilakukan dengan menyusuri dua sisi Kali Bebeng sampai kurang lebih 1 km sebelum puncak tidak menemukan korban. Padahal informasi yang beredar korban berada sekitar lima kilometer dari puncak. Tim pencari akhirnya turun. ”Informasi memang simpang siur. Tidak ada kontak langsung dengan korban,” ujar Joko.

Lalu dua orang yang mengabarkan kejadian tersebut? ”Keduanya kemudian menghilang entah ke mana. Alasan mereka karena kesulitan komunikasi tetapi sampai malam dia tidak muncul lagi,” tambah Joko.

Joko memang serba salah. Jika informasi diabaikan faktanya ini menyangkut korban jiwa manusia. Tetapi jika simpang siur juga sangat merepotkan. Pihaknya saat ini hanya bisa menunggu munculnya informasi baru. ”Ya tidak apa-apa kami sudah bekerja. Kalau kabar itu salah berarti alhamdulillah. Berarti tidak ada korban jiwa,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif