News
Minggu, 24 Agustus 2014 - 15:59 WIB

PEMBATASAN BBM BERSUBSIDI : Pertamina: Antrean Panjang di SPBU Tiap Hari Konsekuensi Pembatasan BBM

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembelian BBM (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengungkapkan fenomena antrean panjang dan habisnya bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi setiap sore hari merupakan konsekuensi logis dari penerapan pembatasan BBM bersubsidi agar kuota solar dan premium cukup hingga akhir 2014.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan pihaknya mulai melakulan pembatasan kuota BBM bersubsidi guna memastikan agar kuota solar dan premium cukup hingga akhir 2014. Hal ini sesuai dengan amanat UU No.12 Tahun 2014 tentang APBN 2014.

Advertisement

Menurutnya, fenomena antrean dan disusul habisnya BBM bersubsidi pada sore hari di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bukan karena kelangkaan BBM. Hal ini merupakan konsekuensi pembatasan BBM bersubsidi yang disesuaikan dengan kuota yang tersedia. Padahal, jelasnya, stok BBM di Pertamina berada pada level di atas 18 hari kebutuhan nasional.

“Habisnya alokasi harian BBM bersubsidi di SPBU pada sore hari merupakan konsekuensi logis dari pengaturan penyaluran BBM bersubsidi sesuai dengan sisa kuota yang telah ditetapkan dalam UU APBN-P 2014. Dengan pengaturan ini, sangat diharapkan pengertian dan kesadaran masyarakat pengguna mobil pribadi mulai membiasakan diri menggunakan BBM nonsubsidi,” ujarnya, Minggu (24/8/2014).

Dia menjelakan berdasarkan APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta KL menjadi 46 juta KL. Pertamina akhirnya harus melakukan pengaturan kuota per harinya untuk memastikan BBM bersubsidi cukup hingga akhir 2014. Padahal, berdasarkan APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi tidak boleh melampaui kuota yang telah ditetapkan. Dengan kondisi tersebut maka hanya ada dua pilihan.

Advertisement

Pertama yaitu menyalurkan BBM bersubsidi secara normal dengan konsekuensi kuota BBM bersubsidi habis sebelum akhir tahun, yaitu pertengahan November untuk solar dan pertengahan Desember untuk premium. Selanjutnya masyarakat harus membeli BBM nonsubsidi hingga akhir tahun.

“Sementara pilihan lainnya adalah mengatur volume penyaluran setiap harinya sehingga kuota BBM bersubsidi bisa cukup hingga akhir tahun,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif