News
Jumat, 29 Juni 2018 - 05:30 WIB

Pembangunan Flyover Manahan Solo Rampung Oktober 2018

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> &ndash; Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180612/489/921968/hindari-macet-mobil-dari-manahan-dicegat-masuk-jl.-r.m.-said-solo" target="_blank">Flyover Manahan</a> di Kota Solo yang bertujuan mengatasi kemacetan akibat adanya perlintasan sebidang rel kereta Solo-Jogja.</p><p>Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan FO Manahan ditargetkan rampung pada bulan Oktober 2018. Sampai 6 Juni 2018, progres konstruksi FO Manahan sesuai dengan rencana yakni 26%.</p><p>Biaya pembangunan flyover sepanjang 600 meter dengan lebar 9 meter tersebut sebesar Rp43,05 miliar. <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180525/489/918388/lebaran-tak-ada-perubahan-rekayasa-lalu-lintas-solo" target="_blank">Flyover Manahan</a> akan memperlancar arus kendaraan dari Jl Adi Sucipto dan Jalan MT. Haryono ke arah Jalan Dr. Moewardi dan sebaliknya.</p><p>Pembangunan FO Manahan dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII, Ditjen Bina Marga bekerjasama dengan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang PUPR menggunakan teknologi c<em>orrugated mortar</em> busa Pusjatan.</p><p>Teknologi ini merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang. Teknologi yang sama pernah digunakan sebelumnya oleh Kementerian PUPR dalam membangun Flyover Antapani di Kota Bandung, Jawa barat yang diresmikan pada 2017 silam.</p><p>&ldquo;Kelebihan CMP adalah masa konstruksi yang lebih cepat 50% jika dibandingkan untuk konstruksi beton. Apabila menggunakan konstruksi beton butuh waktu 12 bulan, menggunakan teknologi CMP hanya memerlukan 6 bulan,&rdquo; kata Basuki, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (28/6/2018).</p><p>Selain lebih cepat dari sisi waktu pengerjaannya, teknologi CMP juga lebih efisien dari sisi pembiayaan. Pelaksanaan konstruksi CMP juga tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan sehingga memberikan dampak yang sangat kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi.</p><p>Kelebihan CMP lainnya memiliki nilai estetis sehingga dapat menjadi suatu landscape dan bahkan bisa menjadi landmark suatu kawasan. Konsumsi bahan alam dalam konstruksi CMP jauh lebih rendah daripada konstruksi dengan teknologi beton sehingga ramah lingkungan.</p><p>Kontraktor pembangunan FO Manahan yakni PT. Yasa Patria Perkasa dan PT. Virama Karya (Kerjasama Operasi) dan konsultan proyek adalah PT. Anugerah Kridapradana dan PT Disiplen Consult. (Kerjasama Operasi).</p><p>Dalam periode 2015-2017, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 356 buah jembatan diberbagai wilayah di Indonesia dengan total panjang 22.808 meter. Untuk tahun 2018, pembangunan jembatan sebanyak 174 buah dengan total panjang 13.639 meter.</p><p>Selain jembatan juga dibangun flyover dan underpass, yang tujuan utamanya untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan. Dalam periode tahun 2015-2017 telah dibangun 40 underpas/flyover dengan total panjang 11.325 meter. Tahun 2018 akan dibangun 18 buah <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180504/489/914236/flyover-manahan-dibangun-karyawan-hotel-agas-solo-pilih-mundur" target="_blank">underpas/flyover</a> dengan total panjang 2.691 meter.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif