News
Selasa, 27 Oktober 2015 - 05:10 WIB

PELEMAHAN EKONOMI : Yakin Pilih Jalan Benar, Jokowi Minta Rakyat Tunggu di Tahun Ketiga

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi saat berdialog dengan masyarakat Indonesia di AS, di Wisma Tilden, Washington DC, Minggu (25/10/2015) malam. (Setkab.go.id)

Pelemahan ekonomi berdampak secara langsung oleh masyarakat.

Solopos.com, SOLO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keyakinannya, apa yang dipilih pemerintah saat ini yang fokus pada infrastruktur dan pangan, serta mengendalikan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) sudah benar.

Advertisement

“Memang di awal sulit, ya, memang di awal pahit, ya, tapi dalam jangka menengah panjang, saya meyakini bahwa jalan yang akan kita lalui adalah jalan yang benar,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan warga masyarakat dan diaspora Indonesia di Amerika Serikat (AS), di Wisma Tilden, Wisma Dubes RI di AS, Minggu (25/10/2015) sore waktu setempat.

Di awal pertemuan, seperti dilansir Setkab.go.id, Senin (26/10/2015), Presiden Jokowi mengemukakan, sebagaimana negara-negara lain, saat ini Indonesia menghadapi tantangan perlambatan ekonomi, kurs yang juga turun naik, dan lain-lain. Yang terakhir, kita masih ditambahi dengan masalah kebakaran hutan dan lahan dan bencana kabut asap.

Advertisement

Di awal pertemuan, seperti dilansir Setkab.go.id, Senin (26/10/2015), Presiden Jokowi mengemukakan, sebagaimana negara-negara lain, saat ini Indonesia menghadapi tantangan perlambatan ekonomi, kurs yang juga turun naik, dan lain-lain. Yang terakhir, kita masih ditambahi dengan masalah kebakaran hutan dan lahan dan bencana kabut asap.

Presiden meyakini, Indonesia kita perlu sebuah transformasi fundamental ekonomi dari yang dulunya selalu bertumpu pada konsumsi, bertumpu pada penjualan komoditi, bertumpu pada penjualan-penjualan bahan mentah.

“Ini yang kita mulai akan balik menuju ke produksi. Dari konsumsi ke produksi, dari konsumsi ke investasi, dari konsumsi ke industri, dari konsumsi ke hilirisasi,” terang Presiden seraya menyebutkan, bahwa pada awal-awal hal itu akan terasa pahit.

Advertisement

Yang kedua, kami masuk lagi ke tahun 80-an, dulu minyak tahun 75, tahun 80-an ada booming yang kedua, booming kayu, kita juga gagal memanfaatkan momentum itu. Kayunya habis, hutannya habis, kita tidak mendapatkan manfaat dari situ.

Yang ketiga, lanjut Presiden, ada booming minerba. “Ini kesempatan ini yang sudah mungkin setengah, hampir, itu sudah hampir, untungnya belum habis. Jadi kita masih, alhamdulillah masih bisa sedikit memanfaatkan peluang ini,” tuturnya.

Tetapi Presiden mengingatkan, kalau ini diteruskan lagi ya habis lah kita. Tumpuan pada sumber alam itu terus menerus, lanjut Presiden,menjadikan kita lupa, kita terlena, kita tidak menyiapkan industri, tidak menyiapkan investasinya, tidak menyiapkan hilirisasinya.

Advertisement

“Itulah kesalahan, menurut saya kesalahan besar kita. Ini yang sekarang mulai akan kita kerjakan, sudah mulai sebagian kita kerjakan, dan mungkin akan mulai kelihatan pada tahun-tahun ketiga,” kata Presiden Jokowi.

Untuk mengiringi upaya tersebut, lanjut Presiden, pemerintah sekarang ini fokus kepada dua hal yang ingin dikerjakan. Yang pertama infrastruktur, fokus kesitu; yang kedua adalah pangan, fokus ada di situ. Oleh sebab itu, satu bulan setelah dilantik , Presiden Jokowi mengaku mengambil keputusan untuk mengalihkan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) ke sektor-sektor produktif itu.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif