News
Senin, 29 Maret 2021 - 12:53 WIB

Pelaku Bom Bunuh diri Berusia 26 Tahun, Baru Menikah 7 Bulan, Ini Wajahnya

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. (Istimewa/detik.com)

Solopos.com, MAKASSAR -- Pria pelaku bom bunuh diri di Makassar, Lukman (LL), diketahui kelahiran 1995 atau berrusia 26 tahun. Ia baru menikah tujuh bulan sebelum menyetorkan nyawa dengan meledakkan diri beserta istri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) siang.

"(Menikah) 7 bulan lalu. (Kegiatan) jualan online, saya tahu dia jualan online dan suaminya yang antar makanan," ujar EM, ibu kandung dari salah satu pelaku bom bunuh diri saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, Senin (29/3/2021).

Advertisement

EM mengungkapkan, anaknya merupakan pelaku wanita dari aksi bom bunuh diri tersebut. "Saya dari keluarga (pelaku) perempuan. Baru tahu tadi malam kalau itu anak saya," kata EM.

Menurut EM, dia sudah jarang bertemu dengan putrinya sejak menikah dengan LL. Hal ini karena keduanya sudah tinggal sendiri. "Jadi jarang ketemu selama sudah menikah. Biasa datang di rumah tapi jarang," jelasnya.

Advertisement

Menurut EM, dia sudah jarang bertemu dengan putrinya sejak menikah dengan LL. Hal ini karena keduanya sudah tinggal sendiri. "Jadi jarang ketemu selama sudah menikah. Biasa datang di rumah tapi jarang," jelasnya.

Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Tersangka Pendukung Bom Bunuh Diri di Makassa, Rumah Pelaku Digeledah

EM sebelumnya tiba di RS Bayangkara, Makassar diambil sampel DNA. Polisi hendak memastikan identitas putrinya yang menjadi pelaku bom bunuh diri.

Advertisement

Pengambilan sampel DNA dari keluarga pelaku bom bunuh diri juga untuk memastikan jenis kelamin kedua terduga pelaku.

"Yang diperiksa itu, tentunya kita sedang menggali dan memastikan siapa keterangan korban yang meninggal dunia yang berjenis kelamin wanita, yang identitasnya belum kita ketahui," jelasnya.

Baca juga: Cari Pelaku Lain Bom Bunuh Diri Makassar, Densus 88 Gerebek Sejumlah Lokasi

Advertisement

Tak Terkait Agama

Pemerintah telah mengutuk keras aksi teror bom bunuh diri ini. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak terkait agama apa pun.

"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun," ujar Jokowi dalam konferensi pers virtual, Minggu (28/3).

Waketum MUI, Anwar Abbas, juga mengutuk keras kejadian bom bunuh diri itu karena tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai ajaran agama mana pun di negeri ini. Dia meminta supaya kejadian bom bunuh diri itu tidak dikaitkan dengan SARA. Hal itu akan membuat kondisi semakin tidak kondusif.

Advertisement

"Di samping itu, MUI juga meminta supaya masalah ini jangan di kait-kaitkan dengan agama dan atau suku tertentu di negeri ini karena hal demikian akan semakin membuat rumit dan keruhnya suasana," ujarnya.

Anak Muda Jadi Sasaran Radikalisme

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Boy Rafli Amar, mengatakan propaganda jaringan teroris saat ini menyasar kalangan anak-anak muda. Ia mengtaakan pelaku bom bunuh diri di Makassar merupakan milenial yang terpapar virus radikalisme.

Baca juga: Kapolri Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Jaringan Filipina

"Karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun '95, jadi inisialnya L dengan istrinya adalah termasuk tentunya kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas korban dari propaganda jaringan teroris," ucapnya.

Boy menyebut virus radikalisme ini tidak terasa bahkan tidak kasa mata. Namun lama-lama dapat merubah watak hingga perilaku toleran seseorang.

"Propaganda jaringan terorisme adalah istilanya itu dapat saya katakan seperti jebakan Batman untuk ana-anak muda. Karena pengaruh virus radikalismenya tidak terasa kemudian merubah watak, merubah perilaku yang itu sejatinya bukan jati diri bangsa Indonesia. Kita tidak seperti itu, kita dilahirkan sebagai bangsa yang toleran, menjaga persatuan di tengah keberagaman, semangat untuk hormat-menghormati, semangat untuk bertoleransi di tengah perbedaan," ujarnya.

"Virus ini hinggap di kalangan anak-anak muda tidak cepat terlihat, dia tidak kasat mata, tetapi lama-lama terasa akan ada perubahan dari perilaku," lanjut Boy.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif