News
Kamis, 5 April 2012 - 08:50 WIB

PELAJAR DIANIAYA Guru, Dua Siswa SMP Lapor Polisi

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Dok)

ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SITUBONDO– Gara-gara tidak mengerjakan PR (Pekerjaan rumah), dua siswa kelas I sebuah SMPN di Situbondo mendapat sanksi hukuman dari seorang guru. Sayang, sanksi yang diberikan oknum guru berinisial KN, 53 kebablasan.

Advertisement

Sang oknum guru itu dilaporkan ke polisi diduga telah menganiaya 2 siswanya EI, 12 dan SK, 12. Dua anak di bawah umur itu dicubit hingga bagian dadanya menderita luka lebam. Tak hanya itu, EI bahkan sampai muntah-muntah akibat disuruh lari dan dicubit.

Khawatir terjadi sesuatu EI sempat dilarikan ke Puskesmas Kapongan oleh siswa lainnya. “Ini obatnya yang dari puskesmas, tadi anak saya katanya muntah-muntah. Tadi pulangnya juga diantar pak kebun sekolah, karena anak saya sudah tidak kuat lagi naik sepedanya,” tukas Surnadi, 37 kepada detiksurabaya.com di Mapolres Situbondo, Rabu (4/4/2012) malam.

Ayah kandung EI itu menyesalkan sikap KN yang dianggapnya berlebihan menghukum anaknya lantaran tidak mengerjakan PR mata pelajaran Pembukuan. Pihaknya juga berinisiatif melanjutkan kasus itu ke polisi, karena KN dinilai tidak memiliki itikad baik menyelesaikan secara kekeluargaan.

Advertisement

“Kejadiannya Rabu (4/4/2012) pagi. Begitu tahu anak saya begitu, sorenya saya sudah ke rumah si guru untuk menyelesaikan di sekolah. Tapi dia tidak mau dan disuruh menunggu besok,” sambung Surnadi yang warga Desa Landangan.

Keterangan yang dihimpun, sanksi hukuman yang dialami dua siswa itu terjadi di sekolahnya tadi pagi. Kedua siswa itu diberi sanksi hukuman oleh oknum guru mata pelajaran pembukuan. Meski lain kelas, EI dan SK sama-sama dicubit di bagian dadanya hingga mengalami lebam. Paling parah dialami EI yang mengklaim dicubit sekitar tiga kali dan disuruh berlari di lapangan.

“Harus ada upaya penyelesaian. Karena kami khawatir dua anak ini takut untuk masuk sekolah lagi,” timpal Joko Susilo, aktivis yang ikut mengantar korban ke Mapolres Situbondo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif