News
Rabu, 8 Oktober 2014 - 14:15 WIB

PEKAN BATIK NUSANTARA : Wapres: Pengrajin Batik Harus Pintar Baca Selera Pasar

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wapres Boediono (JIBI/Antara/Fanny Octavianu)

Solopos.com, PEKALONGAN – Wakil Presiden Boediono mengatakan pemerintah dan masyarakat harus mampu memadukan batik bernilai seni dan bernilai ekonomi sehingga makin memberikan keuntungan bagi seluruh bangsa Indonesia.

“Masih ada ruang terbuka untuk menjadikan memadukan seni dan ekonomi. Semua pihak terutama pemerintah pusat dan daerah harus mampu memadukan keduanya,” kata Boediono saat memberikan sambutan dalam Pekan Batik Nusantara 2014 di Pekalongan, Rabu (8/10/2014).

Advertisement

Wapres mengingatkan penggemar batik makin banyak hingga kalangan atas sehingga pengrajin harus pintar membaca selera pasar terutama soal desain. Apalagi, anak-anak muda saat ini juga sudah gemar menggunakan batik.

Menurut wapres, kreativitas perajin batik Indonesia sudah baik mengingat sudah mampu memadukan batik Solo, Yogyakarta, Tiongkok, dan Arab sehingga menghasilkan motif yang unik.

“Kreativitas terhadap motif juga menjadi faktor berpengaruh, batik sudah makin banyak peminatnya,” kata Boediono.

Advertisement

Selain itu, Boediono juga melihat pentingnya memperbaiki teknologi pembuatan batik agar produk yang dihasilkan tidak mudah luntur dan rusak sehingga warna tetap menarik dalam jangka waktu lama.

Dia menuturkan batik hendaknya tidak hanya memiliki nilai seni budaya namun harus bernilai ekonomis sehingga mampu menyejahterakan semua kalangan terutama industri kecil.

“Kalau dikatakan batik memiliki nilai seni dan budaya memang bagus tapi hendaknya jangan sampai di situ. Tapi harus bisa dikembangkan bernilai ekonomis dan bisa menyesuaikan selera masyarakat,” kata Boediono.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif