News
Kamis, 21 Januari 2021 - 15:54 WIB

Pedas, Sri Sultan HB X Sebut 2 Adiknya 5 Tahun Makan Gaji Buta

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X. (detik.com)

Solopos.com YOGYAKARTA -- Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X buka suara terkait pemecatan dua adiknya, yakni GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat, dari jabatan struktural di Keraton. Sri Sultan melontarkan komentar keras. Ia menyebut kedua adiknya memakan gaji buta selama lima tahun tanpa bertanggung jawab pada tugasnya.

Ia juga memastikan pemecatan itu tidak ada hubungannya dengan ontran-ontran Sabda Raja tahun 2015 lalu.

Advertisement

"Ndak ada masalah, nek gelem aktif yo rapopo (kalau mau aktif tidak apa-apa), masak ming (hanya) gaji buta, 5 tahun ora (tidak) bertanggung jawab," kata Sultan saat ditemui di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta, Kamis (21/1/2021).

Sri Sultan HB X Cabut Jabatan Dua Adiknya, Konflik Internal Keraton Yogyakarta Mencuat Lagi?

Sebelum dipecat, kedua adik Sri Sultan itu menjabat sebagai pembina budaya. Di mana gajinya berasal dari APBN dalam hal ini Dana Keistimewaan (Danais).

Advertisement

"Lho iya toh [keduanya digaji], kan pembina budaya kan dari APBN [Danais]," ucapnya.

Oleh karena itu, Sultan menampik pencopotan keduanya karena berselisih paham soal sabda raja yang keluar tahun 2015. Mengingat kerabat Keraton yang berselisih paham dengan Sultan tidak dicopot dari jabatannya.

"Tidak ada hubungannya [dengan sabda raja] wong nyatanya yang tidak setuju sama saya kalau tetap dia melaksanakan tugas sebagai Penghageng juga tidak saya berhentikan. Mas Jatiningrat, Mas Hadiwinoto kan juga tetap kerja karena tetap melaksanakan tugas," katanya.

Advertisement

Sultan HB X: Semoga Merapi Gembos

Sebelumnya diberitakan, kedua adik Sri Sultan HB X yakni GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat dicopot dari jabatan struktural di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Keraton menyebut keduanya tidak dicopot tapi diganti, sedangkan pakar UGM menilai hal tersebut sudah biasa dilakukan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif