News
Jumat, 23 Februari 2024 - 16:21 WIB

PBB: Ribuan Orang di Gaza Kelaparan dan Malnutrisi

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak menjadi korban serangan Israel ke Palestina. (Istimewa/Twitter X/Times of Gaza)

Solopos.com, GAZA — Presiden Majelis Umum PBB, Dennis Francis, menyatakan keprihatinan setelah Badan Pangan PBB menghentikan pengiriman bantuan pangan dan obat-obatan ke Jalur Gaza bagian utara.

Dia menyebut ada ribuan orang di Gaza yang kelaparan dan kekurangan gizi. “Ribuan orang di Gaza menderita kelaparan dan kekurangan gizi parah, dan pengiriman bantuan dikurangi ketika jumlahnya perlu ditingkatkan,” kata Francis sebagaimana dilansir Antara dari Anadolu, Jumat (23/2/2024).

Advertisement

Dia pun mendesak Israel melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza. “Saya menegaskan kembali tuntutan saya dan Majelis Umum PBB yang berulang kali menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera. Ini adalah masalah hidup dan mati, termasuk anak-anak yang tidak bersalah,” tulis Francis di X.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah Program Pangan Dunia PBB (WFP) pada Selasa (20/2/2024) mengumumkan bahwa mereka menghentikan pengiriman bantuan pangan yang sangat dibutuhkan ke Gaza utara sampai kondisi memungkinkan distribusi secara aman.

“WFP sangat berkomitmen untuk segera menjangkau orang-orang yang putus asa di seluruh Gaza, tetapi keselamatan dan keamanan untuk menyalurkan bantuan pangan itu penting – dan bagi orang-orang yang menerimanya – harus dipastikan,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Advertisement

Sebagai informasi, Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel tersebut telah menewaskan dari 29.410 warga Palestina dan menyebabkan kehancuran massal serta kelangkaan kebutuhan bahan pokok.

Sementara itu, kurang dari 1.200 warga Israel diyakini telah tewas dalam serangan Hamas. Perang Israel di Gaza telah memaksa 85% penduduk wilayah itu menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan pangan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif