News
Rabu, 15 Februari 2023 - 00:28 WIB

Patukan King Cobra: Ketua Sioux Indonesia Aji Rachmat Dimakamkan di Sleman

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Heru Gundul memanggul peti jenazah Ketua Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat Purwanto, 45, yang meninggal dunia setelah dipatuk king cobra saat memandu acara edukasi ular berbisa di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (12/2/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SLEMAN — Ketua Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat Purwanto, 45, meninggal dunia setelah patuk king cobra saat memandu acara edukasi ular berbisa di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (12/2/2023).

Aji Rachmat mengembuskan napas terakhir setelah dua hari dirawat di rumah sakit Banjarmasin, Selasa (14/2/2023).

Advertisement

Jenazah Aji diterbangkan dari Banjarmasin ke rumah duka di Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta pada Selasa sore.

Dikutip Solopos.com dari surat lelayu yang diterima, almarhum dimakamkan di Makam Suci Saren, Panggungan, Trihanggo, Gamping, Sleman sekitar pukul 17.00 WIB.

Ratusan pelayat, termasuk pecinta satwa, mengantarkan jenazah Aji ke peristirahatan terakhir.

Advertisement

Di antara yang melayat adalah pakar ular yang juga host Jejak Si Gundul di TransTV, Heru Gundul dan Ketua Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo.

Heru Gundul yang dikenal sebagai guru Panji Petualang itu turut memanggul peti jenazah dari rumah duka ke permakaman.

Ketua Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, mengaku melayat bersama dengan sejumlah anggota Exalos.

“Saya dengan empat orang Exalos Solo, satu Exalos Klaten dan tiga Exalos Jogja,” ujar Janu.

Advertisement

Aji Rachmat berpulang ke rahmatullah meninggalkan istrinya, Tri Paramita dan empat anak.

Diberitakan sebelumnya, Aji Rachmat menjadi korban kesekian yang meninggal dunia akibat dipatuk king cobra.

Aji yang juga pendiri Yayasan Sioux Ular Indonesia yang bergerak mengedukasi bahaya ular berbisa itu telah aktif di dunia ular sejak tahun 2000-an.

Aji mendirikan Yayasan Sioux Ular Indonesia pada tahun 2003.

Advertisement

Janu Wahyu Widodo mengakui Aji Rachmat piawai menangani ular berbisa. Namun menghadapi ular berbisa, khususnya king cobra, kehati-hatian dan standar keamanan menjadi yang utama.

“Ular tidak mengenal senior junior. Expert saja gak cukup, perlu terus menerapkan dan mengutamakan faktor keamanan,” katanya.

Dikutip dari National Geographic, king cobra merupakan salah satu ular berbisa paling mematikan di dunia.

Ular ini memiliki jumlah racun saraf hingga mencapai dua persepuluh ons cairan yang dapat mereka berikan dalam satu gigitan.

Advertisement

Racunnya itu dapat membunuh 20 orang atau bahkan seekor gajah.

King cobra termasuk dalam subkelompok ular yang dikenal sebagai elapid, ada lebih dari 270 spesies ular kobra dan kerabatnya.

Racun elapid mengandung neurotoksin postsinaptik yang menyebar dengan cepat di aliran darah korbannya menyebabkan gagal napas hingga kematian.

Korban yang digigit biasanya meninggal dalam waktu 30 hingga 60 menit tergantung dari jenis dari ular kobra tersebut.

Satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa korban gigitan ular kobra adalah dengan menyuntikkan antivenom yang tepat segera setelah pasien digigit.

Biasanya dokter akan memberikan antivenom dalam bentuk suntikan maupun melalui infus, sehingga penawar tersebut bisa bereaksi secepat mungkin.

Advertisement

Adapun antivenom tersebut juga disesuaikan dengan jenis ular yang menggigit pasien.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif