News
Minggu, 20 Maret 2011 - 23:30 WIB

Pasar India terbuka bagi furnitur RI

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sumber ilustrasi foto: traderscity.com

Solo (Solopos.com) — Ekspor komoditas furnitur Indonesia ke India masih minim dengan share hanya 0,86% dari total impor India. Padahal potensi untuk ekspor terbuka lebar.

Advertisement

Share ekspor Indonesia jauh di bawah Malaysia yang mampu menguasai 7,8% total impor furnitur di India. Direktur <I>Indonesian Trade Promotion Center</I> (ITPC) Chennai, India, Aksamil Khair, menilai realisasi ekspor furnitur ke India jauh di bawah perkiraan potensi yang ada. Jika digarap serius, Aksamil meyakini Indonesia bakal mengalahkan Malaysia, yang merupakan negara kedua terbesar penyuplai furnitur ke India setelah China.

“Jika eksportir Indonesia mampu menyesuaikan karakter produk sesuai keinginan pembeli India, volume eskpor bisa ditingkatkan,” tegas Aksamil, saat ditemui wartawan, seusai menjadi narasumber dalam Desiminasi Informasi ITPC di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Jumat (18/3)..

Data pihak ITPC menyebut selama Januari-Agustus 2010, total volume ekspor Indonesia ke India mencapai US$3,95 juta. Angka itu meningkat 65,8% dari periode sebelumnya yang hanya US$2,38 juta. India sendiri, jelas Aksamil, mampu memroduksi furnitur, tapi dengan penduduk 1,2 miliar produksi dalam negeri tetap kurang. India tetap perlu mengimpor furnitur khususnya produk furnitur kelas menengah ke bawah.

Advertisement

Dia menguraikan, selama ini kendala ekspor ke India disebabkan karakter pengusaha India yang sulit. Eksportir dari Singapura dan Malaysia lebih piawai mendekati pengusaha India karena ada faktor pendukung yakni kalangan warga keturunan India yang bekerja di dua negara tersebut. Terkait hal itu, ITPC kini getol mengadakan pameran di India untuk membuka peluang masuknya lebih banyak furnitur Indonesia.

Minimnya ekspor furnitur ke India juga diakui Ketua Asmindo Solo, David R Wijaya. Ditemui Sabtu (19/3), David mengatakan potensi masuknya furnitur buatan Indonesia sebenarnya sangat besar, mengingat India adalah negara dengan jumlah penduduk besar yang pasti membutuhkan furnitur untuk melengkapi hunian mereka.

Namun, yang terjadi selama ini, furnitur produksi pengusaha Tanah Air lebih banyak disalurkan ke negara-negara di Amerika dan dan Eropa. Memang, David menyadari, krisis di negara-negara yang menguasai sekitar 70% dari total ekspor furnitur tersebut mengharuskan eksportir Indonesia kreatif menciptakan pasar baru. (tsa)

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Ekspor
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif