News
Senin, 23 Maret 2015 - 02:10 WIB

PASAR DARURAT KLEWER : Pasar Darurat Molor, Pertumbuhan Ekonomi Solo Terancam

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang pelataran Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (5/2/2015), menggelar dagangan mereka di depan pintu gerbang bagian terdepan kompleks Keraton Solo itu. Pedagang yang sebelumnya berjualan di area parkir depan Pagelaran tersebut mengeluhkan tidak tersedianya alternatif tempat mereka berjualan sejak Pagelaran digunakan untuk pasar darurat Klewer. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Pasar darurat Klewer yang diperkirakan baru dimulai awal April 2015 mengancam pertumbuhan ekonomi Solo.

Solopos.com, SOLO — Pembangunan pasar darurat untuk pedagang Pasar Klewer yang diperkirakan dimulai pada awal bulan depan dinilai menyancam pertumbuhan ekonomi Solo.

Advertisement

Pertumbuhan ekonomi tahun ini berpeluang turun. Hal ini terkait terkendalanya transaksi antarpedagang pasar yang terbakar akhir tahun lalu. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Ismet Inono, mengatakan pertumbuhan ekonomi Soloraya pada tahun ini ditargetkan 5,3%-5,8%. Sektor yang paling banyak menyumbang adalah industri pengolahan; pedagangan, hotel, dan restoran (PHR); dan pertanian.

Namun di sektor perdagangan diperkirakan akan mengalami kendala dengan melesetnya perkiraan pembangunan pasar darurat dari Februari menjadi April. “Pembangunan pasar darurat [Klewer] yang mundur ini pasti berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Kami belum menghitung [setelah perkiraan meleset] seberapa besar dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, kemungkinan pengaruhnya tidak besar,” ungkap Ismet saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (19/3).

Dia menjelaskan persoalan pasar darurat bisa berdampak luas karena hal tersebut tidak hanya terkait belum normalnya aktivitas perdagangan. Namun, kalangan supplier dan pedagang pendukung aktivitas Pasar Klewer juga kena dampak. Meski begitu, dia menegaskan peluang recovery rate masih dalam batas yang ditoleransi.

Advertisement

Lantaran itu, dalam waktu dekat Ismet akan menghitung ulang dampak ekonomi atas mundurnya pembangunan pasar darurat. Di sisi lain, pihaknya memastikan permasalahan yang terjadi di pasar tekstil terbesar di Indonesia ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap inflasi. Hal ini mengingat share atau sumbangan kelompok sandang sangat kecil dalam penghitungan inflasi.

Sementara itu, Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer, Kusbani, memperkirakan aktivitas perdagangan menurun drastis. Bahkan tidak sedikit pedagang yang memilih tidak berjualan.

Kusbani berharap pembangunan pasar darurat bisa dipercepat supaya aktivitas ekonomi segera cepat pulih. Menurut dia, biasanya dua bulan menjelang Lebaran, penjualan sudah tinggi, terutama untuk melayani pelanggan luar kota.

Advertisement

“Biasanya jauh hari pedagang sudah mulai menambah stok untuk mengantisipasi permintaan menjelang Lebaran. Tapi saat ini kepercayaan supplier hilang karena kacaunya kondisi perdagangan sehingga sulit kalau ingin tambah banyak stok,” terangnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif