News
Sabtu, 18 Februari 2012 - 14:15 WIB

PARTAI DEMOKRAT: Tak Ada Gunanya Ladeni Tudingan FPI

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA- FPI menuding Partai Demokrat (PD) sebagai koruptor. FPI berkaca dari kasus Wisma Atlet. Namun pastinya Demokrat menolak mentah-mentah tudingan FPI. Berikut tanggapan PD.

“Nggak ada gunanya meladeni komentar FPI seperti itu, yang penting publik bisa menilai. Yang korupsi di PD kan perorangan, partai tidak bisa dikatakan koruptor, meskipun ada beberapa orang di PD yang sudah tersangka korupsi seperti Agelina Sondakh dan Nazaruddin. Yang korupsi kan sudah dipecat,” kata Ketua DPP PD Bidang Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan, Ulil Abshar Abdalla, Sabtu (18/2/2012).

Advertisement

Menurut Ulil, sikap keras FPI tersebut dikarenakan terpokok atas penolakan di Palangkaraya. Ulil memahami FPI kini dalam kondisi tertampar luar biasa.

“FPI seperti kebakaran jenggot karena FPI memang terdesak karena kasus Palangkaraya kemarin. Saya rasa itu tamparan yang besar sekali kepada FPI, memalukan buat mereka karena ditolak masyarakat dalam jumlah yang sangat besar sekali,” ujarnya.

Ulil secara pribadi memang berharap FPI segera dibubarkan. Karena dianggap terlalu sering membuat kegaduhan yang meresahkan masyarakat.

Advertisement

“Semoga respons penolakan dan pembubaran FPI ini akan berkembang luas di masyarakat. Saya sendiri setuju, meskipun partai belum punya sikap resmi terhadap FPI, saya sebagai pimpinan PD setuju karena sudah banyak menimbulkan kekerasan dan mudharat bagi masyarakat,” kata Ulil.

Petinggi FPI terus membantah tudingan melakukan aksi kekerasan. Kini mereka berseru bahwa Partai Demokrat adalah koruptor dan berencana mengepung satu-persatu rumah petinggi PD.

“Selama ini FPI tidak melakukan kekerasan. Demokrat koruptor itu memang akan terus kita serukan, kita perangi koruptor,” kata staf hukum bidang dakwah FPI, Hasbi Ibrohim, dalam diskusi ‘Polemik’ bertajuk ‘RUU Ormas’ di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (18/2/2012). detikcom

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif