News
Sabtu, 23 Februari 2019 - 12:30 WIB

Panitia Munajat 212 Klarifikasi Soal Kekerasan terhadap Jurnalis

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Panitia Malam Munajat 212 yang digelar di Lapangan Monas pada Kamis (21/2/2019) malam, mengklarifikasi pemberitaan media yang mengangkat insiden kecil di tengah kesuksesan besar acara tersebut.

Insiden kecil dimaksud adalah tudingan aksi kekerasan terhadap beberapa jurnalis yang meliput penangkapan pelaku copet terhadap peserta Malam Munajat 212.

Advertisement

Ketua Panitia Malam Munajat 212 Habib Idrus Al-Habsyi S.Fil.i, mengatakan dirinya tidak menerima laporan dari panitia terkait adanya peristiwa kekerasan terhadap beberapa jurnalis yang digembor-gemborkan tersebut.

“Peristiwa itu bukan peristiwa yang menjadi bagian dari keseluruhan rangkaian acara. Intinya, bukan bagian dari format atau Standar Operasional Prosedur (SOP) acara Munajat 212,” katanya dalam pernyataa pers panitia Malam Munajat 212, Sabtu (23/2/2019) pagi.

Habib Idrus menjelaskan peristiwa yang disebut-sebut sebagai kekerasan terhadap jurnalis dan dikait-kaitkan dengan ormas Front Pembela Islam (FPI) adalah peristiwa insidentil yang terlepas dari SOP keseluruhan panitia. Dalam SOP panitia maupun Laskar FPI yang ditunjuk menjadi tim pengamanan, tidak ada perintah ataupun anjuran untuk bersikap tegas. Apalagi kasar terhadap rekan jurnalis.

Advertisement

Dia mengemukakan berdasarkan hasil investigasi panitia, tuduhan terjadinya kekerasan terhadap jurnalis, bermula dari adanya seorang pencopet yang mencoba melakukan aksinya terhadap peserta Munajat 212. Tim pengamanan panitia bertindak untuk mengamankan pelaku pencopet. Pelaku kemudian membuat kegaduhan sebagai pengalih perhatian massa.

Menyusul kejadian itu, sebagian massa akhirnya menjadi beralih fokus terhadap titik peristiwa termasuk rekan jurnalis. Di tengah keramaian massa inilah, beberapa jurnalis kemungkinan bersinggungan dengan keributan massa yang hadir di titik terjadinya peristiwa.

Menurutnya, di tengah emosi massa terhadap si pencopet maka tentu saja suasana massa dalam keadaan emosional yang sangat mungkin siapapun akan secara tidak sengaja mengalami benturan dan bentakan dari sebagian massa yang emosi.

Advertisement

“Kami dari pihak panitia sangat menyayangkan dan menyesalkan peristiwa tersebut. Karena suasana do’a dan munajat yang seharusnya khusyuk menjadi terganggu dengan keberadaan para pencopet dan pembuat gaduh tersebut”.

Habib Idrus meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh penyebaran isu negatif terhadap acara Malam Munajat 212 yang terbukti sukses, berjalan aman dan damai.

“Kami melihat adanya upaya membesar-besarkan masalah dan mengalihkan isu yaitu dari keberhasilan acara Munajat 212 yang khusyuk dan syahdu, dari upaya umat mengetuk pintu langit mengadu kepada Allah Sang Penguasa Bumi dan Langit, menjadi persolaan kekerasan dan dijadikan spin issue untuk memframing kegiatan Munajat dan FPI sebagai suatu peristiwa yang negatif,” tuturnya.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif