SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Hatta-rajasa.info)
JOGJA—Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendesak agar pembangunan di kawasan Indonesia timur dipercepat. Kantong kemiskinan saat ini masih berada di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan presiden dalam rapat koordinasi bersama jajaran Komisari dan Direksi BUMN di Hotel The Sahid Rich Jogja, Rabu (10/10/2012).
“Itu panggilan moral. Kita sering datang ke kawasan timur. Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku utara. Meski di kawasan tengah dan barat masih ada kantong-kantong keterbelakangan dan kemsikinan tapi di tempat itu jumlahnya lebih besar,” kata SBY.
Keterbelakangan tersebut membuat kesenjangan harga barang terlalu menganga antara wilayah barat dan timur. Kondisi itu kata SBY sangat tak adil.
Karena itu pula ia meminta BUMN menginvestasikan proyek secara besar-besaran di kawasan Indonesia Timur. “Saya berharap lakukan investasi besar-besaran di koridor itu,” tegasnya. Di sisi lain SBY juga meminta BUMN mempercepat pembangunan infrastruktur di Bali terutama pengembangan Bandara Ngurah Rai guna mempersiapkan KTT APEC 2013 di mana Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah.
“APEC harus jadi kepentingan nasional kita. Jadi harus sukses. Antara lain kita bisa siapkan segala sesuatu dengan tepat waktu. Agenda APEC akan dipilih sebagai penggerak Asia Pasifik,” lanjutnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam presentasinya di hadapan presiden menyatakan, tiga mega proyek kini tengah dan bakal dibangun di Papua. Pertama proyek pembangunan pelabuhan Sorong yang direncanakan sebesar pelabuhan di Makasar, Sulawesi Selatan. “Ini (proyek pelabuhan) mulai dari nol dan akan segera dikerjakan. Akan ada pelabuhan di Sorong sangat besar yang akan jadi center Indonesia Timur. Akan ditangani Pelindo II dan IV,” terang Dahlan.
Lainnya pembangunan PLTA oleh PLN di Wamena yang akan menyuplai listrik untuk sembilan kabupaten di pegunungan. Peletakan batu pertama proyek ini telah dimulai dan pembangunan jalan masuk sudah dikerjakan. Terakhir proyek pabrik sagu di Sorong Selatan yang akan ditangani PT. Perhutani.