News
Sabtu, 19 Oktober 2019 - 20:42 WIB

Pakar Intelijen: Pelantikan Jokowi Aman, Tapi Teroris Berubah di Luar Jakarta

Rayful Mudassir  /  Bisnis  /  Adib M Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karopenmas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (tengah)menyampaikan keterangan pers pengungkapan kasus terorisme di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/10/2019). (Antara - Dhemas Reviyanto)

Solopos.com, JAKARTA -- Pengamat intelijen mengatakan aparat keamanan perlu mewaspadai dua ancaman yang bisa saja mengganggu agenda pelantikan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Ancaman tersebut adalah terorisme dan unjuk rasa.

Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan pengamanan yang dilakukan oleh aparat gabungan sudah cukup baik. Kesiapan ini diyakini mampu menghalangi ancaman yang terjadi. Namun aparat tetap perlu mengantisipasi pelbagai potensi tersebut.

Advertisement

"Ancamannya yaitu terorisme dan unjuk rasa. Perlawanannya dengan cara seperti ini. Meski begitu pengamanan cukup baik," katanya saat diskusi Indonesian Public Institute di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019).

Tingkat pengamanan ini dapat dilihat dari kerja intelijen di lapangan. Menurutnya saat ini aparat telah menangkap lebih dari 40 orang terkait terorisme yang masuk jaringan Abu Rara, pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto belum lama ini.

Gagal Dompleng Mujahid 212, Abdul Basith Cs Rancang Kerusuhan Jelang Pelantikan Jokowi

Advertisement

Dia menyebut target para pelaku tersebut diantaranya markas polisi, tempat ibadah, dan aparat kepolisian yang berjaga di jalan. Para pelaku teror juga akan menggunakan berbagai senjata baik bom maupun senjata tajam.

"Kalau kita lihat apakah pelantikan Presiden akan berjalan aman? [jawabannya] Aman. Tapi bagaimana dengan lokasi di luar tempat pelantikan? Itu yang harus diwaspadai. Saya yakin mereka [pelaku teror] di luar Jakarta dan merubah model," terangnya.

Polisi: Abdul Basith Cs Rancang Kerusuhan 24 September di Rumah Soenarko

Advertisement

Selain itu, petugas keamanan perlu mewaspadai pelaku teror seperti lone wolf atau penyerang seorang diri. Mereka biasanya tidak memiliki afiliasi terhadap kelompok teroris manapun seperti dosen nonaktif IPB Abdul Basith. Akan tetapi pergerakan orang-orang ini sulit diprediksi.

Advertisement
Kata Kunci : Jokowi-ma'ruf Teroris
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif