SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SOLO — Kebijakan pemerintah untuk menaikan BI rate, harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dan penerapan Pajak Penjualan atas Bawang Mewah (PPnBM) tak membuat pasar otomotif sepi. Bahkan penjualan saat ini cenderung stabil.
Branch Manager (BM) PT. Astra International Daihatsu Tambak Segaran, Ernawati Dyah Martanti, menuturkan penjualan mobil untuk diler Tambak Segaran dan Klaten pada September ini tumbuh sekitar 15% jika dibandingkan dengan Agustus. Ernawati mengatakan penjualan paling tinggi terjadi pada Juli karena menjelang Lebaran.
“Agustus ada penurunan jika dibandingkan Juli tapi itu wajar karena Juli menjelang momentum Lebaran. Meski ada penurunan tapi penurunan jumlah penjualan berada di angka yang sama pada bulan-bulan sebelum Lebaran,” terang Ernawati kepada Solopos.com, Selasa (18/9/2013).
Ernawati menuturkan opyimistis penjualan akan terus meningkat secara signifikan mengingat saat ini mobil Daihatsu kategori Low Car Green Car (LCGC), Ayla, sudah diluncurkan. Dia mengatakan biasanya dalam sehari minimal terdapat tampahan lima surat perintah kerja (SPK) mobil murah tersebut.
Dia mengatakan tidak terpengaruhnya konsumen untuk membeli mobil adalah karena perekonomian Indonesia khususnya Solo stabil. Selain itu, segmen pasar Daihatsu adalah menengah sehingga tidak terpengaruh.
Marketing Director Nasmoco Group, Hartono Dinata, menjelaskan selama ini penjualan di Jateng mencapai 7.000-7.500 unit per bulan. Dia juga mengatakan kenaikan BI rate, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga kini tidak mengganggu penjualan mobil. Bahkan setelah Lebaran, pasar yang biasanya lesu, saat ini masih stabil dengan penjualan 7.000 unit per bulan.
Oleh karena itu, pihaknya optimistis mampu memenuhi target penjualan sebanyak 90.000 unit pada tahun ini.
Sales Manager Honda Bintang Solo Baru, Arif Andi Wihatmanto, menuturkan selama ini penjualan stabil.