News
Selasa, 14 Februari 2012 - 12:44 WIB

ORGANDA: Pemerintah Tidak Pro Angkutan Umum

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

ilustrasi (DOK)

JAKARTA—Operator angkutan umum darat nasional tidak yakin dapat meningkatkan pelayanan angkutan umum di Indonesia secara optimal di tengah minimnya kebijakan yang berpihak ke sektor ini.

Advertisement

Ketua Umum Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda), Eka Sari Lorena Soerbakti mengatakan, hingga kini, pemerintah sepertinya lebih mendorong masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi.

Dia menjelaskan, operator angkutan umum sekarang seperti dipaksa untuk membeli armada dengan harga yang terus dinaikan oleh supplier. Di sisi lain, kata dia, tarif dikendalikan secara ketat oleh pemerintah.

Menurut dia kondisi tersebut diperparah dengan buruknya sarana penunjang. “Jadi jangan bisa berharap banyak pelayanan angkutan umum akan meningkat sebab pemerintah lebih mendorong masyarakat membeli kendaraan pribadi,” katanya, Selasa (14/2).

Advertisement

Eka menjelaskan, kondisi tarif untuk jarak pendek dan urban tidak memadai karena biaya investasi pengadaan kendaraan sangat tinggi. Akhirnya terjadi ketidakseimbangan antara investasi yang dikeluarkan dengan tarif.

Terkait dengan program revitalisasi kendaraan, dia menjelaskan peremajaan tidak mudah dilakukan di tengah naiknya harga kendaraan yang terus terjadi dan tidak terkendali. “Sekarang kendaraan naik terus, sedangkan impor dilarang,” imbuhnya.

Menurutnya, revitalisasi sektor usaha transportasi darat secara nasional sangat bergantung kepada komitmen pemerintah terutama dalam pengaturan tarif dan komponen lainnya menjadi lebih objektif berdasarkan pertimbangan bisnis, bukan politik.

Advertisement

Sebelumnya, operator angkutan darat meminta kalangan perbankan memberikan tenor pembiayaan pengadaan angkutan barang minimal tujuh tahun guna mendorong percepatan revitalisasi angkutan umum di Indonesia.

Pembiayaan yang dikucurkan kepada sektor angkutan darat rata-rata bertenor antara tiga sampai empat tahun, sedangkan bunga yang diberikan rata-rata 12% ke atas. Bahkan jauh di atas bunga pembiayaan untuk kendaraan pribadi yang  hanya sekitar 4,5%.(JIBI/Bisnis Indonesia/Tularji)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif